logo

Kampus

11 Perguruan Tinggi di Yogyakarta Berkomitmen Tangani Sampah

11 Perguruan Tinggi di Yogyakarta Berkomitmen Tangani Sampah
Perwakilan 11 perguruan tinggi negeri dan swasta di DIY membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen membantu mengatasi persoalan sampah di DIY melalui penerjunan mahasiswa lewat KKN Tematik. Komitmen ini disampaikan saat peresmian tempat pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran di Pleret, Bantul, Selasa (11/3/2025). (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Kampus11 Maret, 2025 19:08 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Bertepatan dengan peringatan ‘Hari Peduli Sampah Nasional 2025’, 11 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berkomitmen membantu mengatasi persoalan sampah. Melalui KKN Tematik, para mahasiswa dari 11 perguruan tinggi tersebut akan diterjunkan dalam membangun budaya bersih dan sehat di masyarakat.

Komitmen ini dinyatakan perwakilan 11 perguruan tinggi di DIY saat peresmian tempat pengolahan sampah IntermediateTreatment Facility (ITF) Bawuran di Pleret, Bantul. Acara yang diselenggarakan pada Selasa (11/3/2025) ini mengusung tema ‘Kolabirasi untuk DIY Bersih’.

Sebelas perguruan tinggi yang menyatakan komitmennya untuk membantu mengatasi persoalan sampah di DIY adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dan UPN ‘Veteran’ Yogyakarta.

Kemudian, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Universitas Janabadra, dan Poltekkes Kemenkes DIY.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito mengatakan persoalan dan permasalahan sampah di Yogyakarta akan terus membutuhkan solusi karena membengkaknya populasi dan kurangnya risiko tata kelola sampah.

“Perguruan tinggi terpanggil untuk urun rembug memecahkan persoalan sampah karena ini merupakan komitmen akademis berbicara tentang penanganan lingkungan hidup,” katanya.

Sebagian akademisi melihat pola penanganan sampah yang beberapa waktu lalu dilakukan Pemda DIY tidak efektif dalam menangani persoalan sampah. Konsep ambil, kumpul dan buang sampah, sangat tidak ramah lingkungan dan turut andil dalam pencemaran lingkungan.

Pendekatan Kultural

Konsep penanganan sampah secara sirkular dan berkelanjutan, diyakini banyak pihak merupakan satu upaya menjaga keberlangsungan masa depan bumi untuk generasi berikutnya. Namun, upaya ini tidak cukup tanpa dibarengi dengan membangun edukasi dan kebudayaan terkait kebersihan serta persampahan langsung di masyarakat.

“Karenanya, UGM melalui KKN Tematik menerjunkan ribuan mahasiswanya di Yogyakarta untuk mengajak masyarakat peduli pada penanganan sampah yang berkelanjutan. Melalui mahasiswa, kami ingin mengajak masyarakat untuk mendekati dan memanfaatkan sampah. Bukan menjauhinya!” ujarnya.

Langkah ini, dinilai Arie, menjadi bukti perguruan tinggi tidak hanya sekadar menebarkan mitos tentang kemampuan mereka dalam pembuatan teknologi penanganan sampah. Tetapi, harus menjadikan realitas ini dengan melakukan pendekatan kultural.

Pemerintah Daerah (Pemda) DIY sendiri mencatat, pada tahun ini UGM akan menurunkan sebanyak 2.000-2.500 mahasiswa melalui KKN Tematik di DIY. Tahun depan, jumlah mahasiswa KKN yang akan diterjunkan bertambah menjadi 3.000 mahasiswa.

Kemudian, UNY mengirimkan 2.500 mahasiswa, UPN Veteran menurunkan 300 mahasiswa, UIN Sunan Kalijaga mengirimkan 850 mahasiswa, Poltekkes Kemenkes mengirimkan 98 mahasiswa, UMY menerjunkan 1.000 mahasiswa, UAD dengan 600 mahasiswa, UTY dengan 100 mahasiswa, UST dengan 100 mahasiswa dan Universitas Janabadra dengan 100 mahasiswa.

Sekretaris Pemda DIY, Beny Suharsono, menyebut keterlibatan perguruan tinggi dalam penanganan sampah di masyarakat merupakan momentum penting dalam transformasi tata kelola sampah.

“Keberadaan para mahasiswa yang langsung berada di tengah-tengah masyarakat akan menjadi agen perubahan tata kelola sampah. Ini merupakan langkah nyata yang harus didukung banyak pihak,” tutup Beny. 

Read Next