Di Sekolah Tular Nalar, Pelajar Yogyakarta Diajak Cegah Persebaran Hoaks

10 Oktober, 2024 21:12 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

10102024-Sekolah Tular Nalar.jpg
Sebanyak 156 siswa SMA Pangudi Luhur St Yusup Yogyakarta mengikuti proses pembelajaran dalam ‘Tular Nalar Sekolah Kebangsaan’, Rabu (9/10/2014). Kegiatan yang digagas oleh Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sleman tersebut bertujuan untuk mencegah potensi persebaran bohong (Hoax). (EDUWARA/Dok. Pemuda Katolik Komcam Sleman)

Eduwara.com, JOGJA – Bekerja sama dengan SMA Pangudi Luhur St Yusup Yogyakarta, Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sleman menyelenggarakan ‘Tular Nalar Sekolah Kebangsaan’. Sebanyak 156 peserta dalam kegiatan tersebut mendapatkan berbagai pelatihan untuk mencegah potensi persebaran bohong (Hoax/Hoaks).

Dilaksanakan pada Rabu (9/10/2024), Sekolah Tular Nalar, menurut penanggung jawab program, Dionisius Agung, membantu meredam laju informasi yang ramai beredar.

“Tular Nalar dilengkapi dengan berbagai materi mengenai cara berfikir kritis yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. kegiatan ini didukung oleh Love Frankie dan Google.org,” terang Dionosius, Kamis (10/10/2024).

Sekolah Kebangsaan merupakan komitmen Pemuda Katolik dalam memberikan pendampingan yang mendalam dan bermanfaat bagi generasi muda, dalam rangka mencegah potensi persebaran hoaks, terutama menjelang Pilkada Serentak 2024.

Dalam proses pembelajaran, para peserta membentuk kelompok, dan dalam satu kelompok ada satu orang fasilitator yang akan memberikan materi.

“Pelatihan ini dikemas dengan diskusi dan keseruan games,” terangnya.

Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sleman, Petrus Eko Nugroho, mengatakan program Tular Nalar bertujuan memberikan pemahaman kepada Generasi Z dalam membentengi diri terhadap berita-hoax, serta bagaimana generasi Z menjadi generasi anti Hoax dan anti fitnah.

Dalam kegiatan ini, peserta diharapkan mampu memahami tentang demokrasi, pemilu, dan sanksi sehingga mereka mendapatkan imun atau kekebalan dalam menerima informasi dan bijak serta bertanggung jawab saat menjadi pemilih, maupun menyebarkan informasi.

“Dengan demikian, peserta dapat mengantisipasi berbagai ancaman hoaks dan disinformasi dengan edukasi penginderaan hoaks,” tutupnya.