PT KAI Gandeng Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Riset dan Pelestarian Sejarah

22 April, 2025 05:54 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

21042025-UNS n PT KAI.jpg
Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI Dadan Rudiansyah menjadi narasumber pada Kuliah Pakar yang diselenggarakan FIB UNS di UNS, Senin (21/4/2025). Kuliah Pakar yang mengusung tema Perkeretaapian Indonesia dalam Bingkai Sejarah terselenggara atas kerja sama PT KAI dengan UNS. Narasumber lain dalam kegiatan tersebut adalah Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo. (EDUWARA/Dok. PT KAI)

Eduwara.com, JOGJA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengajak perguruan tinggi bersinergi dalam pengembangan riset, pelestarian sejarah, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). 

PT KAI juga menyatakan komitmennya bahwa pelestarian sejarah bukan hanya bagian dari tanggung jawab moral, tetapi juga menjadi strategi perusahaan untuk membangun identitas dan kepercayaan publik.

Salah satu perguruan tinggi yang telah menjalin kerja sama dengan PT KAI adalah Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Salah satu sumbangsih UNS adalah peluncuran buku karya yang mengulas perjalanan sejarah perkeretaapian di Indonesia. Ini menjadi bentuk kontribusi nyata kalangan akademisi dalam merawat memori kolektif bangsa.

Lewat Kuliah Pakar yang diselenggarakan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS pada Senin (21/4/2025), PT KAI berbagi wawasan mengenai peran strategisnya dalam perjalanan perkeretaapian bangsa. 

Bertema ‘Perkeretaapian Indonesia dalam Bingkai Sejarah’, hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI Dadan Rudiansyah sebagai narasumber.

“Kereta api bukan sekadar moda transportasi, melainkan bagian integral dari dinamika sosial, ekonomi, dan budaya bangsa. Kereta api telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang bangsa Indonesia,” kata Didiek mengawali perkuliahannya.

Kepercayaan Publik

Sejak dioperasikan pertama kali pada 1864, kereta api telah menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat dan distribusi hasil bumi, khususnya di Pulau Jawa. Jalur-jalur rel yang dibangun pada masa kolonial hingga kini masih menjadi bagian penting dari infrastruktur nasional

“Membahas kiprah KAI dari masa ke masa serta komitmen perusahaan dalam menjaga warisan budaya dan sejarah transportasi berbasis rel di Indonesia,” jelasnya.

Langkah akademisi mendokumentasikan sejarah perkeretaapian Indonesia, menurut Didiek, sejalan dengan semangat KAI dalam melestarikan aset-aset bersejarah yang dimiliki, baik berupa bangunan stasiun, depo, maupun lokomotif tua yang kini menjadi bagian dari cagar budaya.

Terkait kerja sama dengan UNS, Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Dadan Rudiansyah mengharapkan membuka peluang sinergi antara dunia industri dan perguruan tinggi, terutama dalam pengembangan riset, pelestarian sejarah, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Bahwa pelestarian sejarah bukan hanya bagian dari tanggung jawab moral, tetapi juga menjadi strategi perusahaan untuk membangun identitas dan kepercayaan publik,” terangnya.

Kuliah Pakar oleh pimpinan KAI di banyak kampus, menurut Dadan, merupakan kontribusi perusahaan dalam mendukung pendidikan, kebudayaan, dan pelestarian sejarah khususnya cagar budaya perkeretaapian di Indonesia.

“Kami percaya sinergi antara dunia pendidikan dan industri akan melahirkan gagasan-gagasan segar yang bermanfaat bagi masyarakat luas," tutup Dadan.