Tak Hanya Agama, BPIP Ingatkan Santri untuk Belajar Ilmu Murni

25 Oktober, 2023 22:59 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

25102023-BPIP hari santri.png
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjadi pembicara inti dalam sosialisasi Pancasila yang menjadi rangkaian acara peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Minggu (22/10/2023). (EDUWARA/Dok. BPIP)

Eduwara.com, JOGJA – Pada peringatan Hari Santri, 22 Oktober 2023, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengingatkan para santri untuk tidak hanya fokus pada pembelajaran agama, namun juga mengembangkannya pada ilmu-ilmu murni.

"Pasca kemerdekaan, umat Islam telah membuang ilmu-ilmu ilmiah dasar dari kurikulum madrasah yang waktu itu diterapkan dalam kurikulum madrasah Andalusia. Umat Islam belum serius mempelajari ilmu-ilmu murni (biologi, kimia, fisika, red) dan hanya mempelajari ilmu agama, tidak seperti Ibnu Rusyd yang mempelajari kedua kajian tersebut," kata Yudian dilansir di rilis Rabu (25/10/2023).

Hal ini disampaikan Yudian saat menjadi pembicara inti dalam acara sosialisasi Pancasila, yang menjadi rangkaian acara peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Pandanaran, Sleman, Yogyakarta.

Karenanya, Yudian sangat berharap dalam mempelajari kedua khazanah ilmu tersebut, para santri harus belajar yang sungguh-sungguh. Pemerintah mempersilahkan para santri memilih tempat belajar yang paling cocok dan ideal dengan keilmuan santri, ikhtilafu ummatirohmatun.

"Dan tentu saja untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila yang sangat cocok dan ideal dalam kehidupan para santri sehari-hari," tegasnya.

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY (PWNU DIY), Ahmad Zuhdi Muhdlor dalam paparannya tentang 'Peran Strategis Santri dalam Menjaga Pancasila dan NKRI' menyegaskan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang telah disepakati bersama.

"Bagi santri dan kalangan nahdliyin, Pancasila bukan barang baru, karena nilai-nilai dan falsafah luhur yang ada di dalam Pancasila telah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya.

Tidak ada satupun nilai-nilai dalam Pancasila yang bertentangan dengan nilai-nilai dalam agama. Perumus Pancasila adalah orang yang sangat cerdas yang berhasil merumuskan nilai-nilai luhur agama sebagai tuntunan hidup masyarakat Indonesia dalam lima sila Pancasila.

Pancasila, lanjut Muhdlor, bukan hanya sekadar fakta, tetapi sebagai norma. Di Indonesia, banyak agama dan kepercayaan serta perbedaan yang muncul di dalamnya dapat dipersatukan dengan Pancasila.

"Meskipun Pancasila bukan agama, akan tetapi Pancasila mengakomodir para pemeluk agama untuk menjalankan agamanya," tutup Muhdlor.