logo

Sekolah Kita

Berkunjung ke Panti Asuhan, Siswa SMKN I Kasihan Belajar Mengasah Rasa Kemanusiaan

Berkunjung ke Panti Asuhan, Siswa SMKN I Kasihan Belajar Mengasah Rasa Kemanusiaan
Sejumlah siswa baru kelas X SMKN I Kasihan, Bantul, mengunjungi Panti Asuhan Bina Siwi di Pajangan Bantul. Kunjungan ini menjadi bagian dari MPLS dan bertujuan untuk menumbuhkan rasa empati dan kemanusiaan kepada sesama. (EDUWARA/Dok. SMKN I Kasihan Bantul)
Setyono, Sekolah Kita01 Agustus, 2025 02:00 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Menjadi bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Siswa baru kelas X SMK Negeri I Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), atau lebih dikenal sebagai SMKI Kasihan, diajak berkunjung ke panti asuhan. 

Kunjungan diselenggarakan sebagai bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan diharapkan menjadi upaya untuk menumbuhkan rasa empati dan kemanusiaan kepada sesama.

Kepala SMKN I Kasihan, Agus Suranto, mengatakan kunjungan ke panti asuhandi berbagai wilayah di DIY ini dilakukan secara bertahap dan terpisah. Di setiap kunjungan, selain berbagi tali asih, para siswa diminta untuk berkomunikasi dengan rekan-rekannya di panti asuhan.

“Kunjungan ke berbagai panti asuhan ini merupakan program yang kita gagas untuk menumbuhkan rasa empati dan kemanusian dari para siswa kami. Ini sudah menjadi agenda rutin tahunan bagi siswa baru,” kata Agus Suranto dalam rilis Kamis (31/7/2025).

Pada kunjungan Rabu (30/7/2025), para siswa didampingi para guru melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Bina Siwi yang berada di Pajangan, Bantul. Di Panti Asuhan Bina Siwi ini para siswa mendapatkan pertunjukan dari penghuni panti yang mengalami keterbatasan fisik.

Ruang Pembelajaran

Agus menuturkan program ini menjadi ruang pembelajaran bagi anak untuk memupuk berbagai hal yang terkait dengan moral karakter, kemanusiaan, sosial, empati dan lain sebagainya terhadap sesama manusia.

“Meski di luar sekolah, namun kegiatan kunjungan ke panti asuhan ini tidak menyalahi aturan dan ketentuan yang sudah ditetapkan Disdikpora DIY. Ini menjadi inisiatif kami untuk membantu anak-anak belajar dan menemukan apa yang dinamakan kepedulian tadi,” paparnya.

Bagi Agus, khusus di Panti Asuhan Bina Siwi, para siswa betul-betul merasakan bagaimana seharusnya kerja sama itu dilakukan. Di Panti Asuhan Bina Siwi ini, para siswa menyaksikan pertunjukan hiburan yang dibawakan oleh rekan-rekan seusianya yang mengalami keterbatasan fisik.  

“Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki masing-masing anak, ternyata mereka masih bisa hadir menyajikan tarian. Ini perjuangan yang sangat luar biasa dan mereka mampu mengatasinya,” ucap Agus.

Karena itulah, Agus sepenuhnya meminta kepada anak didiknya untuk tidak memandang remeh seorang individu dengan kekurangannya. Karena, di balik kekurangan tersimpan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

Bukan hanya itu, pertunjukan itu memberi pelajaran bagaimana seharusnya kerja tim mampu menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapi tanpa harus membutuhkan penjelasan yang berpanjang lebar.

Read Next