Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Tim dosen Universitas Pignatelli Triputra (UPITRA) Surakarta menggandeng SMK Kimia Industri dalam pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) 2024.
Bersama dengan SMK Kimia Industri Surakarta yang beralamat di Jalan Dr Radjiman 659 R Pajang, Laweyan, Surakarta, Tim PKM UPITRA mewujudkan unit produksi yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang praktik dengan fasilitas seperti di dunia kerja dan industri.
Tim PKM UPITRA ini diketuai dosen Vitalis Ari Widiyaningsih, dengan anggota Fransisca Roosiana Kurniawati (dosen Akuntansi) dan Ignasius Boli Suban (dosen S1 Informasi). Dua anggota yang lain dari mahasiswa, yaitu Kharina Nur Atmaja dan Dian Liyundzira Handarmadi.
“Terpilihnya SMK Kimia Industri sebagai mitra karena sekolah ini memiliki jurusan yang unik dan di Surakarta hanya ada tiga sekolah, yaitu jurusan Kimia,” kata Vitalis Ari Widiyaningsih dalam rilis Selasa (22/10/2024).
Menurut Vitalis, jurusan Kimia mempunyai peluang pasar luas, baik di perusahaan maupun berwirausaha. Hanya saja, potensi ini tidak diimbangi dengan kemampuan sekolah dalam mengembangkan organisasinya sehingga segala kegiatan bisa terdukung.
Unit produksi belum aktif, karena keterbatasan pengetahuan dalam pengelolaan sehingga mau membagi SDM menjadi sulit. Semua keberadaan laboratorium hanya untuk praktik, artinya hasil praktik hanya untuk dipakai sendiri.
Dengan pendanaan yang diberikan dalam perwujudan unit pelatihan ini, maka SMK Kimia Industri diharapkan mampu mengembangkan program sekolah sehingga siswa benar-benar mendapat kualitas praktik maupun fasilitas seperti yang ada di dunia kerja dan industri, atau setidaknya mendekati.
Layak Jual
Nantinya, hasil produksi dari praktik berupa barang kimia ramah lingkungan, seperti pembersih sepatu, lilin aromaterapi, sabun kecantikan dapat dibuat dengan lebih berkualitas sehingga layak jual.
“Praktik di SMK menjadi utama, karena memang konsep pendidikannya 70 persen praktik dan 30 persen teori. Pendanaan dan praktik ini akhirnya menjadi solusi untuk mempersiapkan lulusan siap kerja dan wirausaha, maka muncullah ide membuat unit produksi,” terangnya.
Unit produksi bertujuan sebagai wahana berlatih siswa menjual hasil praktiknya untuk menambah pendapatan dan memberikan pemasukan bagi sekolah yang dipergunakan sebagai dana operasional.
Selain itu, memaksimalkan laboratorium yang tujuan utamanya hanya untuk praktik pelajaran saja, sekarang untuk menghasilkan produk yang siap dijual, sehingga dari prosesnya harus diperhatikan kualitasnya.
“Tujuan kegiatan pengabdian yang berlangsung sejak Mei 2024 sampai Desember 2024 adalah memberikan pelatihan terkait pembuatan produk kimia ramah lingkungan dan e-commerce untuk membentuk unit produksi melalui teaching factory,” terangnya.
Dalam proses pengajuan proposal, Tim PKM UPITRA membuat rancangan kebutuhan dana sebesar Rp 50 juta untuk program delapan bulan, namun yang disetujui sebesar Rp 40 juta. Lebih dari 50 persen dana hibah ini difokuskan pada teknologi dan Inovasi untuk mitra.
Tak hanya itu, Tim PKM UPITRA juga memberikan pelatihan e-commerce sebagai upaya untuk mendorong penambahan pendapatan dari yang semua hanya konvensional dari mulut ke mulut untuk penjualan produk perlengkapan ramah lingkungan yang lebih berkualitas.
Diharapkan ke depan melalui pelatihan ini, SMK Kimia Industri Surakarta mempunyai unit produksi yang mendukung peningkatan keterampilan siswa, guru memproduksi barang kimia ramah lingkungan maupun memberi masukan siswa maupun sekolah.
“Keterampilan tersebut bisa menjadi modal untuk bekerja di sebuah perusahaan maupun berwirausaha. Ke depan, potensi yang masih perlu dikembangkan adalah peningkatan kualitas produk hasil teachingfactory, diversifikasi produk kimia ramah lingkungan dan semakin banyak bahan ramah lingkungan yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutup Vitalis.