
Bagikan:

Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Ajang Pertamuda Seed and Scale 2025 menjadi komitmen Pertamina mendukung target transisi energi nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat inovasi energi di kawasan Asia Tenggara. Ini menjadi ajang bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan energi yang lebih hijau dan berdaulat.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, Kamis (30/10/2025), menyebut gelaran ini mendorong lahirnya inovator muda di bidang energi dan teknologi. Pada gelaram Pertamuda Seed and Scale 2025 ini, diumumkan TOP 3 pemenang dari tiga kategori, yakni Early Stage Startup, Energy Optimization dan Energy Future.
Total ada delapan kampus yang menyumbang perwakilan di TOP 3 tahun ini, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyumbang dua wakil masing-masing di kategori Early Stage Startup dan kategori Energy Optomization.
Sementara tujuh kampus lain hanya mengirimkan masing-masing satu wakil. Ketujuh kampus tersebut, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Sebelas Maret (UNS) di kategori di kategori Early Stage Startup, lalu ada Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Universitas Soedirman (UNSOED) di kategori Energy Future, dan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Airlangga (UNAIR) di kategori Energy Optomization.
Program Lanjutan
TOP 3 dari masing-masing kategori juga akan memperoleh akses ke program lanjutan, yaitu fasilitas pendampingan dan mentoring bisnis selama mengikuti Overseas Business Program, sebagai bagian dari penguatan kapasitas wirausaha dan kesiapan go-to-market di luar negeri.
“Sebanyak 12 startup peserta Pertamuda Seed and Scale 2025 langsung menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan investor,” ujarnya.
Ini membuktikan program Pertamuda Seed & Scale 2025, tak sekedar kompetisi, namun menjadi inkubator yang konkrit mempertemukan inovator muda dengan investor dan berkontribusi bagi keberlanjutan energi.
Adapun 12 startup yang mendapatkan kesempatan tersebut adalah: Raih Asa dan Terangin dari ITS, Orionex dan Airris Technology (UGM), Vityuu (ITS), Drillytics, Agristec, dan Vorione (ITB), MiBi-Tech dari Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Global Tani Solution las Maret (UNS), Embio (UNDIP), dan NauticalNature (UNAIR).
Salah satu investor, Direktur Utama PT Supra Teknologi Plastik, Mochamad Tibiyani, mengungkapkan alasan dirinya bersedia menandatangani MoU tersebut dengan para peserta yang masih sangat baru di dunia startup.
“Bisnis saya adalah membeli perusahaan, talent seeker. Saya tidak melihat produknya, tetapi melihat soul atau jiwa anak-anak itu dalam memvisualisasikan bisnis yang ia geluti. Kalau punya soul, maka saya akan pilih. Tentunya secara personal dia punya nyawa di bisnis yang dia jalani,” ujarnya.
PT Supra Teknologi Plastik melakukan penandatanganan MoU dengan empat startup sekaligus, yakni Airris Technology, Drillytics, Vityuu, dan Orionex Solusi Digital. Ia mengaku empat startup ini selain masih sejalan dengan bisnis yang saat ini sedang ia geluti.
Pertamuda juga menjadi wadah inkubasi dan kompetisi bisnis bagi generasi muda. Dari ajang tahun sebelumnya, ide inovasi terbukti dapat dimanfaatkan untuk operasional Pertamina, hingga sumbangsih bagi kesejahteraan masyarakat.