logo

Sekolah Kita

DIY tak Jadi Kick Off MBG, Siswa di Kota Yogyakarta Diminta Bawa Bekal

DIY tak Jadi Kick Off MBG, Siswa di Kota Yogyakarta Diminta Bawa Bekal
Para santri menunjukkan paket makan siang bergizi gratis, saat uji coba yang dipusatkan di SMP Ali Maksum, Krapyak, Sewon Bantul, tahun lalu. Uji coba makan siang bergizi gratis yang melibatkan 2.000 santri ini didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP). (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Sekolah Kita08 Januari, 2025 07:14 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Saat ini, pemerintah melaksanakan kick off program Makan Bergizi Gratis (MBG) di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tidak menjadi salah satu daerah yang melaksanakan kick off program MBG dan belum mendapatkan kejelasan tentang kapan program tersebut dilaksanakan.

Meski belum mendapatkan petunjuk teknis dari pemerintah pusat, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta telah mewajibkan siswa membawa bekal makanan sehat dari rumah sejak Senin (6/1/2024).

“Kebijakan mewajibkan siswa membawa bekal makanan sehat dari rumah berasal dari pihak sekolah. Kami mengapresiasi pihak sekolah yang menerapkan makan bergizi bersama,” Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, dilansir pada Selasa (7/1/2024).

Beberapa sekolah yang mewajibkan siswanya membawa bekal makanan sehat, seperti SMP Negeri 4, SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 6 Kota Yogyakarta, untuk kemudian bersama-sama disantap saat istirahat siang. Di sekolah-sekolah tersebut anak-anak didorong membawa bekal yang terdiri dari makanan yang mengandung gizi seimbang, seperti buah, sayur, protein, dan karbohidrat.

Budi mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan petunjuk teknis dalam implementasi program MBG. Namun pihaknya telah mendata jumlah siswa tingkat TK, SD dan SMP yang nantinya bisa memperoleh MBG sebanyak 71.000 siswa.

“Saat ini kami tengah merekonstruksikan anggaran yang akan digunakan sebagai implementasi program MBG. Ke depan, implementasi MBG dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan gizi dan prestasi belajar,” tegasnya.

Edukasi

Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Yogyakarta, Arina Budiastuti, mengatakan, sekolah sudah memberikan edukasi mengenai makanan bergizi di sekolah. Selain itu, para siswa dan orang tua juga diberikan edukasi mengenai gizi dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Walaupun program makan gratis belum diterapkan di Kota Yogyakarta, banyak sekolah sudah mulai menerapkan kebijakan membawa bekal sehat dari rumah.

“Ini menjadi salah satu terobosan menarik. Sehingga harapannya para siswa sarapan sehat dengan makan makanan bergizi. Ini sudah kita terapkan jauh-jauh hari. Namun tidak setiap hari,” terangnya.

Kepala Bappeda Daerah Istimewa Yogyakarta, Ni Made Dwi Panti Indrayanti, mengatakan pelaksanaan BMG di Kota Pendidikan menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Pemerintah Daerah DIY memberi dukungan dengan menyediakan anggaran pendukung MBG sebesar Rp 42 miliar. Besaran anggaran tersebut disesuaikan dengan ketentuan pusat yakni 2,5 persen dari total APBD.

“Sebagai persiapan, kami telah melakukan pendataan terkait dukungan logistik seperti beras, perikanan, dan distribusi perdagangan. Penilaian kami semua siap,” jelasnya.

Dipaparkannya, untuk kebutuhan beras selama setahun program MBG, membutuhkan 10 ribu ton. Sedangkan panen padi di DIY pada 2023 mencapai 546 ribu ton. Untuk kebutuhan sayur-mayur, DIY masih mengandalkan pasokan dari daerah-daerah sekitar.

Read Next