Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Tim Peneliti dari Departemen Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terus mengembangkan peranannya dalam pendidikan politik.
Salah satu di antaranya melalui kegiatan pelatihan bertajuk Pendidikan Politik Berbasis Gender Equity, Disability, and Social Inclusion (GEDSI). Kegiatan ini diikuti 30 siswa Kelas X dan XI SMAN 1 Dukun, Magelang, Rabu-Kamis (8-9/10/2025).
Ketua Peneliti, Grendi Henrastomo, menjelaskan pelatihan selama dua hari ini tidak hanya berfokus pada paparan materi, tetapi lebih banyak menekankan pada aktivitas interaktif peserta, mulai dari simulasi peran, pembuatan mind map, hingga diskusi reflektif.
“Materi pelatihan disusun berbasis modul yang telah divalidasi oleh ahli, mencakup empat topik utama; mari mengenal politik, kesetaraan gender dalam politik, isu disabilitas dalam akses politik, serta menciptakan inklusi sosial bagi kelompok rentan,” kata Grendi dilansir Senin (20/10/2025).
Inklusif dan Setara
Tim fasilitator terdiri dari empat dosen Grendi Henrastomo, Nur Endah Januarti, Datu Jatmiko, dan Sasiana Gilar Apriantika. Kegiatan ini melibatkan tiga mahasiswa FISIP UNY, yaitu Mohamad Effendi Noor, Faizal Ahmad Ardianto, dan Riamita Kistiana Devi.
Mereka mengajak peserta memahami konsep dasar politik dan bagaimana menggunakan perspektif GEDSI guna menghasilkan praktik politik yang inklusif dan setara.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penelitian tim Sosiologi FISIP UNY yang telah dilakukan sejak tahun 2024 terkait Pendidikan Politik berbasis GEDSI,” lanjut Grendi.
Selain memberikan materi dasar politik, fasilitator juga mengajak peserta menganalisis isu-isu sosial di sekitar mereka, seperti minimnya representasi perempuan dalam kepemimpinan, tantangan akses penyandang disabilitas terhadap partisipasi politik, dan hak politik kelompok rentan.
Setiap sesi diakhiri dengan refleksi bersama yang menumbuhkan empati, tanggung jawab sosial, dan kesadaran untuk bertindak berdasarkan prinsip inklusivitas.
Grendi berharap melalui kegiatan ini, seluruh komponen masyarakat, terutama siswa sebagai lokus pemilih pemula, turut berperan aktif dalam menciptakan pemahaman politik yang setara dan inklusif di sekolah.