logo

Kampus

Gelar Pelatihan, Dosen UPITRA Bantu Tingkatkan Daya Saing Perajin Tempe Colomadu

Gelar Pelatihan, Dosen UPITRA Bantu Tingkatkan Daya Saing Perajin Tempe Colomadu
Tiga dosen UPITRA, yang tergabung dalam Tim PKM UPITRA, memberikan pelatihan peningkatan daya saing kepada pelaku usaha tempe di Dusun Tegalrejo, Colomadu, Karanganyar. (EDUWARA/Dok. UPITRA)
Setyono, Kampus06 Januari, 2025 22:39 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Pignatelli Triputra (UPITRA) Surakarta memilih meningkatkan daya saing pelaku usaha tempe dalam hal pemasaran dan manajemen keuangan. 

Sebanyak 20 perajin tempe di Dusun Tegalrejo, Desa Paulan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah mendapat pelatihan tentang pemanfaatan teknologi untuk membranding produk dan manajemen tata kelola keuangan pada pertengahan Desember 2024.

Tim PKM UPITRA ini terdiri dari tiga dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), yaitu Remon Gunanta dari Program Studi (Prodi) Akuntansi sebagai Ketua Tim, dan dua dosen lainnya, yaitu Margareta Ernanda Rahardani dan Vincentia Indah Puspita Sari (Prodi Manajemen).

“Kami memilih rekan-rekan perajin tempe di Dusun Tegalrejo, karena proses pembuatan produknya masih secara tradisional dan belum memiliki branding yang baik,” kata Remon dalam rilis Senin (6/1/2025).

Dalam pelatihan tersebut, Ernanda dan Sari memberikan pemaparan mengenai pentingnya kepemilikan merek agar produk yang dihasilkan bisa dikenal luas. Tim PKM UPITRA ini menyampaikan bahwa setiap industri tempe perlu memiliki nama dan logo bisnis yang menarik serta cara pemasaran yang mengikuti perkembangan zaman melalui sosial media.

“Pentingnya pemasaran ini juga erat kaitannya dengan peningkatan keuntungan usaha karena semakin banyak konsumen yang mengetahui dan tertarik membeli,” lanjutnya.

Manajemen Keuangan

Kemudian, pelatihan mengenai manajemen keuangan yang baik, yang disampaikan oleh Remon. Dalam pelatihan ini, pelaku usaha diajak mendapatkan gambaran yang tepat seberapa keuntungan yang diperoleh.

Selain itu, dengan melakukan manajemen keuangan, sebuah industri tempe dapat merencanakan keuangan untuk ekspansi dan diferensiasi produk.

“Yang terpenting, dalam melakukan usaha perlu dipisahkan antara urusan keuangan rumah tangga dan keuangan usaha,” paparnya. 

Dalam pengelolaan keuangan, lanjut Remon, diperlukan perhitungan harga pokok produksi (HPP) supaya pemilik industri tempe mengetahui seluruh biaya yang muncul pada bahan, tenaga kerja, alat yang digunakan untuk memproduksi. 

“Dengan begitu, pemilik bisa menentukan harga jual per satuan produk supaya tidak mengalami kerugian,” paparnya.

Setelah dilakukan sosialisasi dan pendampingan, para pelaku UMKM tempe di Dusun Tegalrejo, dibantu Tim PKM UPITRA, membuat logo produk, bantuan pembuatan media sosial untuk penjualan produk tempe secara online, serta pendampingan menghitung HPP dan penyusunan keuangan sederhana dengan cara yang lebih mudah.

Read Next