logo

Sekolah Kita

Hoshizora Foundation Ajak Adik Bintang Belajar Film

Hoshizora Foundation Ajak Adik Bintang Belajar Film
Sebanyak 60-an Adik Bintang, penerima beasiswa yang dikelola Hoshizora Foundation, yang menyukai dan berkeinginan mengenal dunia perfilman diajak menonton film bareng, di Gedung Serba Guna Pemerintah Kabupaten Bantul, Minggu (21/1/2024). Mereka diajak menonton tiga judul film pendek, aitu ‘Ibu Ora Sare’, ‘Kala Nanti’ dan ‘Gumbregan’, karya para sutradara yang tergabung dalam Komunitas Aranck Project. (EDUWARA/Dok. Hoshizora Foundation)
Setyono, Sekolah Kita23 Januari, 2024 02:07 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebanyak 60-an Adik Bintang, penerima beasiswa yang dikelola Hoshizora Foundation, yang menyukai dan berkeinginan mengenal dunia perfilman diajak menonton film bareng, Minggu (21/1/2024).

Dari kegiatan ini, Hoshizora mengajak Adik Bintang tersebut untuk mendapatkan pemahaman mengenai pekerjaan nonformal yang bisa diterjuni usai menempuh pendidikan nanti.

Berlangsung di Gedung Serba Guna Pemerintah Kabupaten Bantul, ada tiga judul film pendek yang mereka tonton yaitu ‘Ibu Ora Sare’, ‘Kala Nanti’ dan ‘Gumbregan’. Ketiganya merupakan karya para sutradara yang tergabung dalam Komunitas Aranck Project.

Kepada Eduwara, Head of Communication Hoshizora Foundation Lisa Andriani menjelaskan nonton bareng ini merupakan bagian dari program ‘Community Visit’ untuk mempertemukan para Adik Bintang dengan berbagai macam komunitas kreatif di Yogyakarta.

“Ajang ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi adik-adik penerima beasiswa untuk belajar tentang dunia perfilman bersama para pegiat film di komunitas,” jelasnya.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi untuk memperluas potensi kolaborasi dengan komunitas maupun pihak-pihak yang ingin turut serta mendukung pendidikan anak-anak Indonesia.

Peningkatan Kapasitas

Liza menjabarkan lewat berbagai program bersama komunitas di DIY, Hoshizora Foundation berkeinginan memberikan pengalaman dalam peningkatan kapasitas individu Adik Bintang, khususnya mengenai dunia pekerjaan usai menyelesaikan pendidikan.

“Lewat film, mereka diharapkan memahami ada proses panjang dalam menghasilkan karya dan banyak orang yang terlibat di belakang layarnya. Kita ingin mengenalkan bahwa dunia pekerjaan itu tidak hanya menjadi PNS, guru maupun pegawai negeri lainnya,” jelasnya.

Lewat film-film yang mengandung banyak pesan ini, lanjut Liza, nantinya diharapkan Adik Bintang akan menghargai sebuah film.

Dalam filmnya, ‘Ibu Ora Sare’, sutradara Gin Teguh mengatakan film ini diangkat dari cerita yang ditulisnya dalam buku cerita yang berjudul sama.

“Ini merupakan inspirasi cerita saya sewaktu kecil. Saya penasaran dengan ibu yang sudah sepanjang hari bekerja namun malamnya masih sibuk bekerja. Ibu saya berjualan gorengan,” katanya.

Praditha Blifa, Kakak Bintang (donatur beasiswa, red) sekaligus founder di Komunitas Aranck Project percaya film adalah media belajar untuk membantu menumbuhkan mimpi-mimpi Adik Bintang dan memperkenalkan mereka pada profesi lain seperti sutradara, penulis naskah, dan banyak lainnya.

“Jangan pernah takut dan harus terus mencoba walaupun mengalami kegagalan. Jadi, untuk Adik Bintang yang senang menulis atau ingin terjun ke dunia kreatif harus terus mencari kesempatan untuk mencoba hal-hal tersebut,” ujar Praditha memberikan pesan untuk para Adik Bintang.

Read Next