logo

Kampus

ICoE 2025 Fokus pada Strategi Pembelajaran Aktif, Kolaboratif, dan Berbasis Teknologi

ICoE 2025 Fokus pada Strategi Pembelajaran Aktif, Kolaboratif, dan Berbasis Teknologi
Angelo Mark P Walag dari University of Science and Technology of Southern Philipina, mengatakan strategi mengajar harus didesain ulang menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan berbasis teknologi. Hal itu disampaikan Walag saat menjadi pembicara utama ICoE 2025 di Kampus UNY, Kamis (4/12/2025). (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus04 Desember, 2025 23:27 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Internasional Conference of Education (ICoE) 2025 yang berlangsung di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada Kamis (4/12/2025), mengangkat isu besar mengenai pembelajaran berbasis teknologi. Konferensi ini menekankan perlunya transformasi pendekatan mengajar untuk menjawab perubahan karakter dan cara belajar generasi masa kini.

Pembicara utama, Angelo Mark P Walag dari University of Science and Technology of Southern Philipina, mengatakan bahwa strategi mengajar harus didesain ulang menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan berbasis teknologi.

Ia menekankan bahwa berbagai riset telah membuktikan efektivitas metode seperti active learning, flipped learning, Problem Based Learning (PBL), gamifikasi, serta asesmen autentik dalam meningkatkan pemahaman dan motivasi mahasiswa.

“Teknologi berperan sebagai penguat proses belajar melalui konten singkat, interaktivitas, dan analitik pembelajaran,” ungkapnya.

Namun, Walag mengingatkan bahwa inovasi bukan sekadar menambah perangkat digital, melainkan mendesain pengalaman belajar yang relevan, humanis, kontekstual, dan berpihak pada kebutuhan mahasiswa.

Pendidikan masa depan, lanjut Walag, harus bersifat adaptif, bermakna, dan tetap menempatkan kemanusiaan sebagai pusatnya. Inovasi ini menuntut para dosen untuk lebih reflektif terhadap praktik mengajar yang selama ini digunakan.

“Ketika strategi tradisional tidak lagi sejalan dengan realitas belajar mahasiswa, saat itulah pembaruan perlu dilakukan,” tegasnya.

Adaptive E-learnng

Menjawab tantangan tersebut, Didik Hariyanto, dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNY sekaligus pengembang sistem, memperkenalkan inovasi adaptive e-learning. Sistem ini dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui personalisasi berdasarkan gaya belajar dan tingkat pengetahuan awal mahasiswa.

“Sistem ini merespons perbedaan individu dengan menyesuaikan penyajian materi, navigasi, media pembelajaran, serta jalur belajar,” paparnya.

Adaptasi dilakukan melalui empat aspek utama: presentasi konten, dukungan navigasi, gaya belajar (aktif-reflektif, sensing-intuitive, visual-verbal, sekuensial-global), dan hasil pre-test sebagai penentu akses unit materi.

Hasil uji fungsional menunjukkan sistem bekerja secara adaptif sesuai rancangan, sementara uji statistik (N-Gain) membuktikan ada perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol.

“Kesimpulannya, adaptive e-learning mampu menghadirkan pengalaman belajar yang lebih personal, inklusif, dan efektif dalam meningkatkan capaian pengetahuan, pemahaman, serta aplikasi konsep,” tuturnya.

Konferensi ini mengusung tema ‘ICoE 2025: Education 5.0-Humanizing Technology for Inclusive Learning’. Ketua Panitia Konferensi, Muslikhin, mengatakan acara ini mempertemukan pendidik, peneliti, inovator, dan profesional sebagai komunitas global yang disatukan oleh misi untuk memajukan pengetahuan dan merumuskan solusi bermakna bagi tantangan zaman.

“Melalui ceramah utama, diskusi panel, dan sesi teknis, saya percaya acara ini akan memantik gagasan-gagasan baru, memperkuat kemitraan, dan membuka jalur baru bagi penelitian dan pengembangan pendidikan di masa depan,” katanya.

ICoE 2025 diharapkan menjadi wadah kolaborasi internasional untuk mengeksplorasi cara-cara inovatif menghadirkan pendidikan yang inklusif, relevan, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Read Next