logo

EduBocil

Klasterku Hidupku: Program BRI yang Angkat Kesuksesan Petani Alpukat di Probolinggo

Klasterku Hidupku: Program BRI yang Angkat Kesuksesan Petani Alpukat di Probolinggo
BRI Bantu Petani Alpukat Probolinggo Berdaya Lewat Program Klasterku Hidupku (BRI)
Redaksi Daerah, EduBocil31 Desember, 2024 19:17 WIB

JAKARTA - Desa Maron yang terletak di tengah perbukitan Probolinggo, Prov. Jawa Timur menyimpan sebuah cerita tentang keberhasilan buah dari kerja keras. Di desa yang memiliki tanah subur ini adalah rumah bagi rimbunnya pohon-pohon alpukat dari tangan-tangan para petani di sana.

Salah satu cerita yang datang dari Desa Maron adalah perjalanan Dodik Handoko yang merupakan Ketua Klaster Alpukat Probolinggo. Klaster Alpukat Probolinggo juga menjadi bagian dari Klasterku Hidupku yang menjadi program pemberdayaan BRI dalam mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk terus berkembang

Melalui Klaster Alpukat Probolinggo, Dodik pun sukses memberdayakan diri sendiri dan lingkungan melalui alpukat. Ia bercerita, awalnya memulai dari menjual 100 kilogram alpukat lokal Probolinggo ke pasar-pasar kecil. Namun seiring waktu, jumlahnya terus meningkat, dari hanya mampu membeli 1 ton, kini Dodik mampu memasok hingga 30-40 ton alpukat ke berbagai pasar di Indonesia.

Nama Alpukat Probolinggo pun telah dikenal hingga di Pasar Induk Jakarta, Cikopo, Cibitung, Kramat Jati dan beberapa wilayah lainnya. Bahkan, saat ini, Alpukat Probolinggo telah menjadi salah satu ikon buah unggulan daerah. Tidak hanya dikenal di Jawa, Dodik juga memasok alpukat ke Medan, terutama ketika stok alpukat lokal di Sumatra sedang habis.

"Kalau Medan kekurangan, kami kirim dari Probolinggo. Sebaliknya, kalau Jawa yang habis, kadang suplai datang dari Medan. Jadi, saling melengkapi," ujar Dodik.

Dirinya mengatakan, harga alpukat yang dijual pun bervariasi, tergantung pasarnya. "Kalau untuk supermarket, harganya bisa Rp30.000 per kilogram. Kalau untuk pasar tradisional, mulai dari Rp10 ribu sampai Rp17 ribu per kilogram," katanya.

Sebagai primadona dari Daerah Maron, alpukat dari Klaster Alpukat Probolinggo pun hadir di Bazar UMKM BRIliaN yang digelar di Area Taman BRI, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024. Alpukat yang dibawa Dodik pun ludes dalam satu hari gelaran bazzar tersebut.

Dodik pun mengungkapkan bahwa bazzar yang dihadirkan oleh BRI itu sangat membantu klasternya untuk bisa memperkenalkan alpukat Probolinggo ke pangsa pasar yang lebih luas agar bisa memberikan pendapatan lebih. “Bazar UMKM BRILiaN sangat membantu kami, semoga ini bisa menginspirasi pelaku UMKM lainnya, bukan hanya daerah sekitar kami, tapi menyebar ke seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Berdaya Lewat KlusterkuHidupku BRI

Dodik menuturkan, sekitar sembilan tahun lalu atau pada 2015, dirinya berkenalan dengan BRI. ia pertama kali mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp50 juta dari BRI. Modal tersebut menjadi titik awal perkembangan usaha Dodik yang kini mampu memasarkan alpukat hingga puluhan ton setiap musimnya.

"Alhamdulillah, kita kembangkan dari modal pertama itu. Sampai sekarang sudah banyak untung," tuturnya.

Dodik pun meningkatkan pinjaman KUR-nya hingga Rp150 juta seiring dengan ekspansi usaha. Menariknya, pembayaran pinjaman selalu lancar tanpa kendala. Ia menyebut kemitraannya dengan BRI sebagai salah satu faktor utama yang membuat usahanya tetap stabil hingga sekarang.

"Dengan BRI, kami tak bingung cari pinjaman ke mana. Alhamdulillah, pembayaran juga lancar. Kami sangat terbantu," ungkapnya.

Dodik pun berharap kemitraan dengan BRI akan terus berjalan, terutama dalam mendukung perkembangan usaha kecil dan menengah seperti miliknya. "Semoga ke depan usaha kami tambah sukses, tambah maju, dan semakin jaya," ucapnya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Klasterku Hidupku merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah, sehingga tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya. 

Supari menambahkan bahwa program Klasterku Hidupku menjadi salah satu bentuk strategi yang mengutamakan pada pemberdayaan. “Secara umum, strategi bisnis mikro BRI akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi,” ujar Supari.

Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Redaksi pada 31 Des 2024  

Read Next