logo

Kampus

Kuliah Sambil Jualan Dawet, Pemuda Bantul Raih IPK 3,84 di UNY

Kuliah Sambil Jualan Dawet, Pemuda Bantul Raih IPK 3,84 di UNY
Dimas Landung Dwi Prakoso di depan lapak es dawet miliknya. Pemuda Bantul ini berjuang menyelesaikan kuliah di Prodi Pendidikan Kewarganegaraan FISHIP UGM dan berhasil membukukan IPK 3,84, dengan cara berjualan es dawet dan memelihara sapi di rumah. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus06 Januari, 2025 21:33 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Menjadi anak yatim sejak usia 5,5 tahun dan menjalani kehidupan di keluarga yang mengalami keterbatasan keuangan tidak menjadikan seorang pemuda Bantul, yaitu Dimas Landung Dwi Prakoso, surut dalam mengejar cita-cita.

Berbekal semangat tidak menyerah, sambil berjualan es dawet dan memelihara sapi di rumah, Landung yang kuliah di Program Studi (Prodi) Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial, Hukum dan Ilmu Politik (FISHIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini berhasil meraih hasil terbaik.

Tak tanggung-tanggung, Landung berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,84 pada akhir semester keempat dia berkuliah.

“Selepas SMP, saya tidak tahu apakah akan melanjutkan sekolah atau tidak. Keterbatasan biaya menghalangi saya untuk bersekolah ke SMA,” kata Landung (20), yang tinggal di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, dilansir Senin (6/1/2024).

Akhirnya, Landung masuk ke pondok khusus anak yatim dan dhuafa, yaitu Pondok Pesantren Darul Fatihah Pundong. Di sana, iamendapatkan pembiayaan untuk sekolah dan uang saku setiap hari. Ia diterima di SMAN 1 Bambanglipuro Bantul. 

Landung termasuk siswa yang berprestasi dan sempat menghasilkan karya. Ia meraih juara 1 Inovasi Project Moderasi Beragama Kementerian Agama RI Tahun 2022. 

Eligible

Saat kelas XII, Landung termasuk salah satu siswa eligible yang didukung dengan medali yang didapatkan. Ia juga disarankan untuk melanjutkan kuliah melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

“Namun kembali pihak keluarga saya tidak mendukung sebab berbagai pertimbangan salah satunya seputar pembiayaan. Namun, cita-cita saya memang ingin meneruskan belajar sampai tamat, karena bagi saya pendidikan merupakan keharusan,” ujarnya.

Keterbatasan pembiayaan ini, kemudian difasilitasi oleh SMAnya untuk mendapatkan beasiswa bagi Landung. Salah satunya berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Akhirnya, Landung memilih Prodi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum FISHIP UNY melalui jalur SNBP dan diterima. Tidak mengecewakan, selama kuliah, Landung juga berhasil meraih IPK 3,84 dan berkesempatan menjadi narasumber di beberapa acara mentoring anak muda sekaligus aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa.

Landung juga seorang pemuda yang ulet. Karena pondok pesantren tempatnya nyantri mengajari mandiri sejak dini maka Landung iseng untuk mencoba berjualan es dawet dengan modal yang didapat dari pondok.

Selain berjualan es dawet, putra pasangan Latino (alm) dan Sumiriyati ini juga memelihara kambing di rumah, yang diperolehnya dari hasil ngarit atau mencarikan rumput untuk kambing tetangga sekaligus menggembalakannya.

Landung juga berterima kasih kepada UNY. Berkat beasiswa KIP Kuliah, ia bisa menggapai cita-cita, yaitu kuliah. Harapannya, dengan beasiswa KIP Kuliah Landung bisa kuliah dengan baik, menjadi orang yang selalu bersyukur, dan bisa menggapai cita-cita di masa depan.

Read Next