logo

Kampus

Mahasiswa Teknik Industri UNY Olah Daun Pepaya Jadi Obat Bius Ikan

Mahasiswa Teknik Industri UNY Olah Daun Pepaya Jadi Obat Bius Ikan
Tim mahasiswa Prodi TI FT UNY yang terdiri dari Yossy Prananda Leksono, Rahma Qurraeta Fattah, Orisca Jihan Fadhila, dan Naf’an ‘Afif Watianto, berhasil menggagas obat bius ikan air tawar berbahan dasar daun pepaya. Anestesi alami ini dinilai lebih bakal berkembang dan diperkirakan memiliki prospek cerah pada masa depan. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus10 Agustus, 2024 19:21 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Tim mahasiswa Progam Studi (Prodi) Teknik Industri (TI) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggagas obat bius ikan air tawar berbahan dasar daun pepaya. Anestesi alami ini dinilai lebih bakal berkembang dan diperkirakan memiliki prospek cerah pada masa depan.

Tim mahasiswa Prodi TI FT UNY yang berhasil melahirkan obat bius ikan air tawar ini terdiri dari empat mahasiswa. Mereka adalah Yossy Prananda Leksono, Rahma Qurraeta Fattah, Orisca Jihan Fadhila, dan Naf’an ‘Afif Watianto.

“Di bidang perikanan sektor jual beli ikan hias, penggunaan obat bius atau anestesi menjadi penting untuk mengurangi risiko cedera atau stres saat dilakukan prosedur medis,” kata Yossy Prananda, Jumat (9/8/2024).

Yossy menjelaskan, saat ini berbagai jenis obat bius sintetis telah dikembangkan, namun dampak terhadap lingkungan yang ditimbulkan, seperti residu sisa obat masih mengkhawatirkan. Selain itu, harganya yang cukup tinggi juga menjadi kendala yang berarti bagi sebagian besar pedagang ikan hias. 

“Realita ini memunculkan sebuah ide untuk membuat cairan anestesi alami sebagai solusi atas permasalahan tersebut,”paparnya.

Pamoka

Rahma Qurraeta Fattah menambahkan ada dua jenis anestesi komersial, yaitu agen alami dan sintetis. Agen sintetik dilarang karena masalah keamanan dan residu, sedangkan agen alami lebih dikembangkan dan diperkirakan memiliki prospek cerah pada masa depan.

“Pemilihan daun pepaya karena telah dikenal memiliki berbagai senyawa seperti alkaloid, saponin, dan tanin yang baik untuk proses anestesi ikan tawar. Daun pepaya yang sudah tua juga mudah ditemukan dimana saja,” ungkapnya.

Anggota tim lainnya Naf’an ‘Afif Watianto, menerangkan nama ‘Pamoka’ dipilih sebagai merek yang masih butuh pengembangan lebih lanjut. Meski demikian Pamoka sudah dapat dibeli dengan harga Rp 120.000 perproduk, yang berisi 100 ml ekstrak daun pepaya.

“Setiap botol Pamoka dapat digunakan hingga lebih dari 50 kali, tergantung jenis ikan yang akan dianestesi, dan menjadikan produk ini terjangkau jika dibandingkan dengan produk sintesis yang beredar lainnya,” katanya.

Naf’an berharap keberadaan Pamoka dapat mengurangi limbah organik daun pepaya, meningkatkan pendapatan pedagang ikan hias, serta menjadi salah satu upaya menjaga lingkungan dari dampak kegiatan industri sesuai dengan elemen pada Sustainable Development Goals (SDGs).

Karya keempat mahasiswa Prodi TI FT UNY ini berhasil meraih pendanaan melalui Program Pendanaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tahun 2024.

Read Next