Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mendorong pegiat literasi di Gunungkidul untuk terus menghasilkan berbagai karya tulis yang memuat nilai-nilai lokal. Pelatihan penulisan diharapkan mampu melahirkan penulis dengan karya-karya baru yang beragam.
Selama tiga hari, sejak Rabu (14/5/2025), para pegiat literasi di Gunungkidul baik guru, masyarakat, kampus, pustakawan hingga siswa sekolah mendapatkan bimbingan keterampilan dalam membuat dan mengelola penulisan budaya.
“Acara ini bertajuk Bimbingan Teknis Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal untuk Pengelola Perpustakaan, Pegiat Literasi dan Pustakawan Tahun 2025 Angkatan I dan berlangsung di aula dinas,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul, Kisworo.
Kisworo menjelaskan, tujuan Bimtek yakni menggali potensi daerah Gunungkidul melalui muatan lokal, supaya literasi budaya lokal dapat terus terjaga dan diwariskan kepada generasi penerus mendatang,
"Untuk materi, mereka akan diberi pembekalan terkait penulisan-penulisan dasar yang baik dan benar dari praktisi-praktisi ahli dibidangnya," ujarnya.
Kisworo berharap dengan menggelar Bimtek tersebut sebagai investasi jangka panjang dalam pengembangan potensi muatan lokal dari setiap sudut Gunungkidul sehingga menjadi warisan generasi dan literasi.
Agen Literasi
Pemkab Gunungkidul, lanjut Kisworo, sangat berharap kegiatan ini bukan hanya pelatihan teknis menulis tetapi juga bagian dari perjuangan membangun peradaban. Para peserta diharapkan menjadi agen literasi dan pelestari nilai-nilai lokal.
“Karya-karya Anda ke depan, akan menjadi sumber pengetahuan, inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Gunungkidul," jelasnya.
Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyebut acara ini merupakan wujud nyata upaya mengembangkan budaya literasi dan pelestarian budaya lokal.
“Namun idealnya juga sebagai upaya kembali menggiatkan kegiatan membaca dan menulis. Karena dengan aktivitas tersebut selain menambah ilmu juga berdampak pada menjaga ingatan sehingga tidak mudah pikun,” terangnya.
Tidak tidak berhenti hanya pada pelatihan, Endah berharap bisa berlanjut hingga penerbitan buku karya peserta di mana ada proses yang berkelanjutan dan berdampak nyata dalam menjaga tradisi dan memperluas cakrawala.
“Kepada peserta, saya tantang mengangkat materi menggali filosofi Gumbregan dan Ngguyang Sapi di Telaga menjadi sebuah buku usai pelatihan ini,” tutupnya.