logo

Sekolah Kita

Pelajar Kota Jogja Diajak Mengenal Koperasi Lewat Ajang Tangkas Terampil Perkoperasian

Pelajar Kota Jogja Diajak Mengenal Koperasi Lewat Ajang Tangkas Terampil Perkoperasian
eserta mengerjakan seleksi tertulis tetang koperasi di lomba TTP yang digelar Disperkop UKM Kota Yogyakarta, Kamis (19/5/2022). Sebanyak 22 SMP, 11 SMA/SMK dan tiga perguruan tinggi mengirimkan wakilnya untuk menjadi yang terbaik. (Eduwara/Setyono)
Setyono, Sekolah Kita19 Mei, 2022 14:21 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Para pelajar Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta diajak mengenal kehidupan koperasi lewat perlombaan Tangkas Terampil Perkoperasian (TTP). Sebanyak 22 SMP, 11 SMA/SMK dan tiga perguruan tinggi mengirimkan wakilnya untuk menjadi yang terbaik.

Digelar Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Yogyakarta, Kamis (19/5/2022), perlombaan ini mewajibkan satuan pendidikan mengirimkan tiga peserta.

Kepala Disperkop UKM Tri Karyadi Riyanto Raharjo menjelaskan ajang ini ini pertama kali dilaksanakan 2016. Setiap tahunnya mengalami peningkatan dari sisi peserta. Jika sebelumnya, dari tingkat SMP paling banyak sebelas sekolah tahun ini mencapai 22 sekolah.

"Jenjang SMA/SMK, sebelumnya hanya empat sekolah. Sekarang meningkat sebelas sekolah yang mengirimkan wakilnya. Sedangkan perguruan tinggi masih wajar. Peningkatan tidak lepas dari bantuan teman-teman di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)," kata Tri.

Tri memaparkan dari ajang ini maka akan terlihat bagaimana kesiapan generasi muda memiliki kesiapkan dalam berkontribusi membangun negeri lewat koperasi. Dengan penanaman sejak dini, akan terjadi transformasi dan pengelolaan koperasi bagi kaum muda.

Dilaksanakan sehari penuh, lomba ini dimulai dengan tes tulis bagi seluruh peserta dengan menghasilkan tiga terbaik. Di final, tiga peserta ini akan dipertemukan untuk mendapatkan pertanyaan terakhir dari dewan juri. Mereka akan memperebutkan hadiah uang tunai mulai Rp5 juta untuk juara satu, Rp4 juta (juara dua) dan Rp4 juta (ketiga).

Guru pembimbing dari SMPN 6 Kota Yogyakarta Erningsih mengapresiasi gelaran ini. Pasalnya anak didiknya sekarang ini tidak banyak mengenal koperasi karena tidak masuk dalam kurikulum.

"Seingat saya materi mengenai koperasi sudah tidak dikenalkan ke siswa sejak 2006. Dulu siswa saya ajak praktik ke koperasi sekolah untuk menumbuhkan keberanian dan belajar berwirausaha," kata guru IPS ini.

Meski hanya dijabarkan secara umum saja, dirinya menyatakan telah menyiapkan siswa kelas VII dan VIII dengan banyak materi agar tampil maksimal. Tidak adanya pelibatan dari siswa IX karena keinginan adanya regenerasi.

Ketua pengawas koperasi mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Muhammad Wahyu Fauzi mengakui ada pelatihan dari berbagai lembaga pemerintah mengenai koperasi. Namun ketika ingin menjadi pengurus koperasi, mahasiswa harus belajar otodidak.

"Lomba ini menjadi media kami untuk meningkatkan kemampuan diri karena bisa bersaing dengan Kopma yang lain," katanya.

Read Next