logo

Kampus

Pendidikan Tinggi di Indonesia Diharapkan Ikuti Empat Arahan Presiden

Pendidikan Tinggi di Indonesia Diharapkan Ikuti Empat Arahan Presiden
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus06 Februari, 2025 05:59 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dan Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek), Stella Christie, mengharapkan peran serta perguruan tinggi dalam mewujudkan empat arahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun Indonesia.

Perguruan tinggi juga didorong untuk mampu menjadi pusat riset yang mampu berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan energi yang merupakan pondasi penting bagi keberlanjutan pembangunan nasional.

Harapan ini disampaikan keduanya saat mengisi acara berbeda di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Selasa (4/2/2025).

Dilansir pada Rabu (5/2/2025), Menko Bidang Perekonomian, Airlangga, mengatakan pemerintah memandang penting kegiatan hilirisasi berbagai komoditas dari hasil tambang produk pertanian, hingga pengembangan energi baru dan terbarukan.

“Peran dan kontribusi perguruan tinggi dalam agenda hilirisasi nasional, dengan melakukan penyesuaian kurikulum, pengembangan program vokasi, dan membentuk lulusan perguruan tinggi yang menguasai teknologi terkini sangat penting,” katanya.

Ke depan, kata Airlangga, Indonesia ingin menguasai hilirisasi seperti penguasaan teknologi kendaraan listrik, microcontroller perancangan IC maupun semikonduktor device. Serta mendorong pengembangan riset terkait teknologi dalam mendukung hilirisasi ketahanan energi.  

Harapan ini nantinya akan didukung dengan kebijakan pendidikan di ranah perguruan tinggi yang memberikan rasa keadilan melalui peningkatan akses penerima beasiswa dari keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi.

Wamen Dikti Saintek Stella Christie. (EDUWARA/Dok. UGM)

Pendidikan Vokasi

Pada kesempatan terpisah, Wamen Dikti Saintek, Stella Christie, mengatakan kedepan, pengembangan Sekolah Vokasi akan diselaraskan dengan empat arahan Presiden Prabowo Subianto yang dicanangkan untuk Kabinet Merah Putih.

“Ada arahan ketersediaan lapangan kerja; produktivitas terukur; ketahanan pangan, energi, dan air; dan teknologi sebagai investasi pendidikan manusia. Saya kira yang keempat ini cocok dengan vokasi,” terangnya.

Stella sempat menjelaskan langkah-langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan kualitas vokasi sekaligus menghubungkan akademik dengan industri dan pemerintah. Presiden Prabowo akan terus mendorong hubungan yang kuat antara akademik, pemerintah, dan industri.

Meski demikian, Stella juga memahami adanya stigma di masyarakat yang menganggap ilmu terapan merupakan pendidikan kelas dua. Apalagi saat ini di Kementerian Dikti Saintek sudah menghapus Dirjen Pendidikan Vokasi. Namun pemerintah tetap berkomitmen meningkatkan kualitas vokasi agar dianggap setara dengan pendidikan sarjana.

Soal penghapusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ini didasarkan pada prinsip general relativity dibanding special relativity.

“Harapannya, tidak lagi pendidikan vokasi dan akademik itu dikotak-kotakkan. Jadi semuanya sama. Ini yang ingin kami dorong untuk menciptakan ekosistem sains dan teknologi,” paparnya.

Bagi Stella, ketiadaan Dirjen Vokasi bukan berarti pendidikan vokasi dan politeknik tidak mendapat naungan dari pemerintah, justru sebaliknya mampu mengubah persepsi publik bahwa vokasi setara dengan pendidikan akademis umum.

Read Next