logo

Kampus

Dinamika Politik Global Perlu Diwaspadai

Dinamika Politik Global Perlu Diwaspadai
Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Bappenas, Wisnu Utomo, pada Diskusi Terpumpun Rencana pembangunan Jangka Panjang Nasional Bidang Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional. Diskusi ini terselenggara atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Malang dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Malang, Rabu (23/3/2022). (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus24 Maret, 2022 22:42 WIB

Eduwara.com, MALANG — Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Bappenas, Wisnu Utomo, mengatakan dinamika politik global perlu diwaspadai sehingga Indonesia dapat memposisikan diri dengan tepat pada forum-forum multilateral untuk kepentingan nasional.

Pernyataan Wisnu Utomo itu disampaikan pada Diskusi Terpumpun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Bidang Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional. Diskusi tersebut terselenggara atas kerja sama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan Bappenas di Malang, Rabu (23/3/2022) lalu.

Wisnu Utomo mengatakan, beberapa dinamika politik global yang perlu menjadi perhatian bersama, dimulai dari resesi ekonomi global dan peningkatan kebijakan unilateralisme. Pun dengan kerapuhan negara dalam menghadapi krisis serta menciptakan sustainable peace seiring dengan naiknya eskalasi konflik. Kesenjangan global dan dampak perubahan iklim juga menjadi hal yang perlu disoroti dan didiskusikan.

"Di tengah kondisi tersebut, Indonesia tetap meyakini pentingnya multilateral dalam rangka mencapai kepentingan nasional sekaligus berkontribusi untuk pembentukan tata kelola global. Salah satunya dengan turut serta dalam lebih dari 200 forum dan organisasi internasional (OI)," tutur Wisnu Utomo, dalam keterangan resminya, Kamis (24/3/2022).

Meski begitu, kata Wisnu, ada beragam tantangan yang perlu dihadapi dan diatasi oleh Indonesia saat turun dan ikut dalam organisasi tersebut. Satu di antaranya, pemanfaatan keanggotaan Indonesia di OI dinilai belum sebanding dengan pembayaran kontribusi. Begitupun dengan kurang optimalnya keberhasilan pencalonan keketuaan Indonesia di OI

"Kemudian yang terakhir yakni belum optimalnya representasi warga negara Indonesia di organisasi-organisasi internasional," ucapnya.

Wisnu menegaskan pula, perencanaan itu penting. Dia tak bisa membayangkan jika pembangunan Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan 34 provinsi tidak direncanakan dengan baik.

Terkait arah pembangunan nasional, menurut Wisnu, ada dua hal penting, yakni transformasi ekonomi khususnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produktivitas berbasis inovasi dan high skill. Selanjutnya, menjadikan Indonesia mandiri serta menjadi negara paling berpengaruh di Asia Pasifik.

Ketua Pusat Studi Asia UMM, Gonda Yumitro, menegaskan abad ini dinilai akan menjadi abad Asia karena berpotensi memunculkan peradaban besar seperti yang dulu pernah Asia miliki. Salah satu negara yang dinilai akan menjadi calon new emerging power adalah indonesia..

Gonda, sapaan akrabnya melanjutkan, saat ini muncul beragam negara kuat baru di Asia. Sebut saja Cina, India, bahkan juga Turki. Negara kuat baru juga dapat ditemukan di benua lain seperti Brazil di Amerika Latin dan Afrika Selatan di benua Afrika. Indonesia yang juga dianggap sebagai new emerging power dalam tataran dunia. 

"Khususnya di tahun 2040 nanti yang salah satu faktornya adalah bonus demografi. Jika kita mampu mengatur dan menyiapkan anak muda dengan baik, maka perkiraan tersebut tentu akan menjadi kenyataan," tegasnya.

Karena itulah, pada kesempatan tersebut Bappenas melaksanakan kajian komprehensif dengan melibatkan sivitas akademika. Menjadi salah satu jalan untuk mendapatkan masukan perencanaan pembangunan nasional.

"Semoga apa yang kita diskusikan hari ini dapat menjadi kontribusi besar dalam pembangunan Indonesia. Paling tidak menjadi sebuah masukan positif juga," tambah Gonda.

Read Next