logo

Kampus

Dosen UMY Manfaatkan Wayang untuk Pengajaran Bahasa Inggris

Dosen UMY Manfaatkan Wayang untuk Pengajaran Bahasa Inggris
Dua dosen Prodi HI UMY, Muhammad Zahrul Anam dan Sidik Jatmika, memanfaatkan gelaran wayang kulit untuk proses pengajaran Bahasa Inggris di SD Muhammadiyah Purwodiningratan, Kota Yogyakarta. (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus22 Mei, 2025 03:54 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Dua dosen Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Muhammad Zahrul Anam dan Sidik Jatmika, memanfaatkan gelaran wayang kulit untuk proses pengajaran Bahasa Inggris. Hal itu dilakukan di SD Muhammadiyah Purwodiningratan, Kota Yogyakarta.

“Kami menggunakan wayang sebagai upaya mendekatkan siswa pada bahasa asing tanpa melepaskan akar budaya lokal mereka. Wayang kulit tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan, tetapi juga sebagai alat edukatif yang efektif,” tutur Zahrul, pada Rabu (21/52025).

Dengan menggunakan wayang, kedua dosen ini ingin menghadirkan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih kontekstual dan dekat dengan kehidupan serta budaya siswa. Dibandingkan dengan buku dan film, yang umumnya berasal dari budaya asing, pemanfaatan kekayaan budaya lokal ini sebagai media alternatif pembelajaran.

Bertindak sebagai dalang, Sidik mengakui gelaran wayang dirasa mendorong partisipasi aktif siswa, beberapa di antara mereka dilibatkan dalam pertunjukan sebagai pemain peran. Sementara itu, siswa lainnya diajak menjawab pertanyaan dalam bahasa Inggris terkait isi cerita.

“Inilah nilai lebih dari program ini. Anak-anak tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bagian dari pertunjukan. Mereka bermain peran, berdialog, dan berinteraksi menggunakan bahasa Inggris dalam konteks yang menyenangkan,” tambah Zahrul.

Interaktif dan Partisipatif

Program ini menekankan pendekatan pembelajaran yang interaktif dan partisipatif, sebuah upaya untuk bersaing dengan dominasi teknologi digital yang cenderung pasif.

Lebih lanjut, Zahrul menegaskan bahwa penguasaan bahasa Inggris menjadi keterampilan penting di era global. Oleh karena itu, pemanfaatan wayang sebagai media belajar sekaligus alat diplomasi budaya diharapkan mampu menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya sendiri sembari membuka cakrawala internasional.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Purwodiningratan, Gintoro, menyambut baik program ini sebagai metode pembelajaran alternatif yang inovatif dan memberikan warna baru dalam proses belajar, terutama dalam membangkitkan minat siswa terhadap bahasa asing.

Dalam pertunjukan teatrikal tersebut, digunakan komposisi bahasa Indonesia sebesar 30 persen dan bahasa Inggris 70 persen. Cerita yang dibawakan tidak terbatas pada kisah pewayangan klasik, namun juga mencakup kisah-kisah kenabian yang dikemas secara interaktif.

Read Next