Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Mendekatkan buku melalui komunitas terkecil di masyarakat dinilai menjadi cara yang ideal untuk terus menumbuhkan literasi, khususnya pada anak.
Hal ini mendorong warga Perumahan Green Mutiara Java Regency (GMJR) menggelar pameran buku di komplek perumahan GMJR, yang berada di Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Bantul, DIY.
Pameran buku yang digelar selama dua hari, Sabtu-Minggu (17-18/5/2025), ini bukan hanya merupakan kegiatan program “Guyub Rukun GMJR”, tetapi juga menjadi bagian dari peringatan Hari Buku Nasional yang dilaksanakan setiap 17 April.
“Kami ingin menghadirkan buku agar lebih dekat dengan pembacanya. Kami ingin menumbuhkan kembali literasi dan mengajak para orang tua untuk membiasakan membaca buku bagi anak-anaknya,” Ketua Pelaksana sekaligus Ketua Paguyuban Warga GMJR, Aris Widihartanto, dilansir Senin (19/5/2025).
Menggandeng distributor buku dari Kota Yogyakarta, gelaran ini menyediakan berbagai buku murah mulai Rp 10.000 sampai maksimal Rp 100 ribu. Mulai dari buku anak-anak, dewasa, novel-novel, pengetahuan umum dan agama, semua dihamparkan di ruang pameran yang berada di kawasan fasilitas umum warga.
Aris menegaskan tujuan digelarnya acara ini sebenarnya ingin kembali menumbuhkan minat baca, khususnya pada anak-anak. Pasalnya, saat ini sebagian besar waktu luang mereka didominasi pada penggunaan handphone yang tidak banyak memberikan manfaat.
"Memang ada materi bacaan yang bisa didapatkan lewat online. Namun dari banyak penelitian, materi baca dari buku cetak lebih bisa dicatat oleh otak untuk kemudian menjadi pengetahuan untuk menjalani kehidupan," ujarnya.
Produk UMKM
Selain menggelar bazaar buku murah, ajang ini juga menjadi media untuk pengenalan berbagai produk-produk UMKM hasil ibu-ibu perumahan.
"Kita juga menyelenggarakan senam bersama, lomba mewarnai untuk anak-anak dan banyak hadiah yang kita siapkan untuk pengunjung," lanjut Aris.
Ia berharap dari ajang yang baru pertama kali ini bisa berkelanjutan dan lebih menjangkau masyarakat yang lebih luas. Tidak hanya bazaar buku murah, ke depan, pihaknya ingin mengadakan berbagai kegiatan diskusi yang bisa bermanfaat.
Salah satu yang ingin diselenggarakan yaitu diskusi mengenai tata kelola bank sampah. Sebab saat ini persoalan sampah menjadi perhatian banyak orang untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.
"Dari acara ini kita hanya ingin memperbanyak kegiatan positif seperti diskusi maupun membaca dibandingkan dengan rasan-rasan atau membicarakan hal-hal yang tak berguna," paparnya.
Salah satu pengunjung, Desi, mengaku sengaja datang bersama kedua putrinya ke acara puncak, Minggu pagi (18/5/2025), untuk mendapatkan bahan bacaan yang menarik. Dia mengaku memperoleh beberapa novel yang mengisahkan cerita petualangan anak-anak.
“Saya selalu mewajibkan anak-anak untuk membaca buku, seusai belajar dan sebelum tidur. Saat ini, tanpa dipaksa, anak-anak tidak bakal membaca karena akan larut bermain handphone,” tuturnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada 2024 merilis tingkat literasi masyarakat Indonesia masih termasuk rendah. Dilihat dari persentasenya, anak-anak Indonesia yang memperoleh pembacaan buku atau dongeng dari orang tuanya hanya sebesar 17,21 persen.
Sedangkan aktivitas membaca dan belajar hanya di angka 11,12 persen. Dengan data yang demikian, tentu situasi darurat literasi bukanlah hal yang dapat disepelekan.