logo

Art

KK Rental Book, Bertahan Demi Literasi Di Yogyakarta

KK Rental Book, Bertahan Demi Literasi Di Yogyakarta
Persewaan buku KK Rental Book menjadi satu-satunya yang masih bertahan di Daerah Istimewa Yogyakarta. (Eduwara/Setyono)
Setyono, Art31 Januari, 2022 10:35 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Hadir sejak 30 tahun silam, persewaan buku KK Rental Book menjadi satu-satunya yang masih bertahan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berharap menjadi lilin literasi di era digital, KK tidak menggratiskan buku untuk memberi nilai pada buku itu sendiri.

Berlokasi di sisi timur bawah jembatan layang Lempuyangan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Usaha persewaan buku ini dikelola Teddy (47) warga Gedong Kuning, Kecamatan Banguntapan, Bantul.

Di persewaan yang mudah terlihat dari arah stasiun Lempuyangan ini, pembaca dapat menemukan berbagai novel terbaru dan koleksi komik. Ada ribuan koleksi buku yang bisa disewa dan dibawa pulang.

"Kenapa masih bertahan sampai sekarang. Mungkin pertama untuk menyalurkan hobi membaca sedari kecil. Kedua, ini masih menjadi harapan, menjadi oases bagi orang-orang gemar membaca dengan memegang kertas," kata Teddy saat ditemui Minggu (30/1/2022).

Didirikan bertepatan dengan dirinya masuk kuliah di UGM pada 1992, KK Book Rental hadir dengan semangat kejujuran dan kepercayaan dari pembaca. Dua kata inilah yang menjadi akronimi KK.

Baginya kejujuran dan kepercayaan itu yang terpenting serta menjadi roh KK Book Rental. Teddy meyakini tanpa kejujuran dan kepercayaan dari pelanggannya, persewaan buku ini tidak akan bertahan sampai sekarang.

Bermodal KTP atau kartu identitas lainnya untuk diperlihatkan dan dicatat, pelanggan bisa bawa buku sesuai dengan harga sewanya.

"Jadi jika satu buku hilang, saya tidak akan mempersoalkan. Yang hilang biar hilang. Penyewa juga mendapatkan kepercayaan dengan jangka waktu sewa yang disepakati bersama. Dda denda Rp500 per hari jika lebih dari kesepakatan waktu sewa," lanjutnya.

Untuk novel, sejak awal berdirinya KK, Teddy mengatakan membandrol sebesar 10 persen dari harga belinya. Jadi wajar jika variasi sewanya berbeda. Sedangkan untuk komik dirinya membandrol Rp1.500 per buku per minggu.

Rutin Diperbarui

Tidak  hanya menyediakan koleksi novel dan komik lawas, Teddy juga selalu memperbarui koleksi bukunya. Tercatat setiap minggu, dirinya membeli sebanyak tujuh-delapan novel terbaru yang masuk kategori terlaris. Sedangkan untuk komik, rata-rata sepuluh judul.

Angka pembelian buku minggu ini, menurutnya jauh menurun dibandingkan sebelumnya. Dulu beberapa tahun setelah berdiri belanja mingguan nya mencapai 10 novel—15 novel dan 20 komik—30 komik.

"Selama toko buku masih buka, saya meyakini masih ada yang memiliki minat baca. Saya tidak ingin melihat kebelakang. Koleksi di sini selalu baru, tidak akan membeli lawas," jelasnya.

Di persewaan yang mudah terlihat dari arah stasiun Lempuyangan ini, pembaca dapat menemukan berbagai novel terbaru dan koleksi komik. (Eduwara/Setyono)

Buka setiap hari dari pukul 11.00 WIB—19.00 WIB, Teddy mengaku rata-rata per hari tercatat sebanyak 40 penyewa yang datang dengan omzet mingguan berkisar Rp500.000—Rp1 juta.

Teddy mengaku dirinya akan tetap mempertahankan usaha ini apapun kondisinya. Dirinya membayangkan kedepan KK Book Rental ini menjadi lilin kecil di gelapnya dunia literasi DI Yogyakarta dan Indonesia umumnya.

Belajar dari masa kecilnya, Ia mengatakan untuk menumbuhkan gemar membaca sebenarnya tidak susah. Anak jangan terus dipaksa membaca buku belajar yang berat-berat, karena itu akan membuat mereka enggan membaca.

Biarlah mereka membaca apa saja, semisal komik. Karena menurutnya itulah yang nantinya akan menumbuhkan keinginan membaca tentang apa saja dan menumbuhkan imajinasi anak.

"Saya tidak ingin seperti perpustakaan, yang didatangi hanya untuk merasakan AC. Di KK ini saya memberikan buku harga agar buku itu memiliki nilai. Jika digratiskan buku malah tidak memiliki nilai," katanya.

Ditemui usai menyewa buku, Anton Wicaksono warga Kecamatan Baciro yang sejak 2005 menjadi pelanggan KK Rental Book, menghargai apa yang sudah dilakukan pengelola dengan tetap mempertahankan usaha persewaan ini.

"Saya orang yang suka membaca dengan kertas. Di sini selain mendapatkan buku yang tidak bisa saya beli, beberapa komik dan novel lawas yang dulu belum pernah saya baca bisa saya peroleh," katanya.

Datang bersama anak perempuannya, Antok berujar membaca buku sambil di waktu luang sambil minum teh terasa lebih nyaman dibandingkan dengan mengulik gawai.

Read Next