Eduwara.com, JOGJA – Bekerja sama dengan Yayasan Global Katalyst, SMK Muhammadiyah I Playen, Gunungkidul meluncurkan program yang memberikan kesempatan alumni untuk magang ke Jerman.  

“Para alumni siswa akan magang ke Jerman dan mendapatkan uang saku yang cukup tinggi mulai dari Rp 14 juta per bulan,” kata Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah I Playen Gunungkidul, Wadiyo dilansir Jumat (22/9/2023).

Nantinya, lanjut Wadiyo, sebelum diterjunkan magang ke Jerman, siswa SMK Muhammadiyah 1 Playen akan diikutkan seleksi internal baik itu skill, spiritual maupun diajarkan bahasa Jerman.

• Gandeng STP Ampta dan Ambarrukmo Group, UAJY Kembangkan Agrotourism di Tiga Kalurahan
• Mahasiswa UMBY Ciptakan Perwarna Makanan dari Daun Pandan
• Perpustakaan Muhammadiyah Didorong Jadi Pusat Pengembangan Moral dan Nilai Masyarakat

Secara keseluruhan, program ini dihadirkan untuk menyalurkan peserta didik yang telah lulus dari sekolah. Di Jerman, mereka bukan hanya magang-bekerja dan menerima gaji, tetapi juga mendapat pendidikan vokasi.

“Selain mendapat gaji atau uang saku, setelah tiga tahun itu mereka mendapat sertifikat vokasi dan bisa bekerja di perusahaan tersebut dengan gaji full,” paparnya.

Sebelum pemberangkatan, peserta terlebih dahulu akan dikursuskan Bahasa Jerman sampai dengan level kemampuan yang ditentukan. Ia berharap, mereka yang sudah mahir berbahasa Jerman akan bisa diberangkatkan, sebab saat ini di Jerman sedang mengalami kekurangan tenaga kerja terampil.

• Siap Pasok Listrik Pulau Kalimantan Antipadam melalui PLN Enjiniring
• Salah Satu Solusi Masalah Rokok di Indonesia Bisa dari Produk Tembakau Alternatif
• Di SMAN 8 Yogyakarta, Kapolda DIY Ingin Siswa Berkarya agar Terus Dikenang

Perwakilan dari Yayasan Global Katalyst, Dede Abadi Mawasdiri memaparkan peserta yang akan berangkat ke Jerman, nanti statusnya adalah sebagai mahasiswa, tetapi sudah mendapatkan gaji. Oleh karena itu, kegiatan ini sekaligus juga untuk program vokasi.

“Program ini bisa kita definisikan sebagai program vokasi, dengan porsi teori 30 persen, dan praktiknya 70 persen. Hampir sama dengan di SMK, pembagian antara teori dan praktik,” imbuhnya.

Terkait alasan dipilihnya Jerman sebagai negara untuk magang, Dede Abadi menjelaskan bahwa Jerman dikenal sebagai negara dengan pendidikan vokasi terbaik di dunia. Oleh karena itu, dia berharap kepada peserta nantinya akan menyerap banyak ilmu dari sana.