logo

Kampus

Menarasikan Patung Duvrart Angelo, WR III UWM Ingatkan Bahaya Hoaks

Menarasikan Patung Duvrart Angelo, WR III UWM Ingatkan Bahaya Hoaks
Pauing karya Duvrart Angelo yang dibuat pada 2009. (EDUWARA/Humas UWMY)
Setyono, Kampus14 Juli, 2022 02:47 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Melalui sudut pandang kajian budaya, Wakil Rektor III Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta Puji Qomariyah mencoba menarasikan ulang patung karya Duvrart Angelo yang dibuat pada 2009.

"Jangan berhenti hanya dengan membaca judul berita, tanpa menelaah lebih lanjut tentang isi berita, narasumber, tanggal kejadian, hingga sumber berita yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Puji pada awal paparannya, Rabu (13/7/2022).

Karya Duvrart Angelo berjudul 'Penetrasi Media' disajikan melalui medium Plat Besi, Cat Duco, PVC, Lampu Spot, Digital Printing berukuran 30 x 30 x 82cm.

Patung dijelaskan menjadi sebuah representasi kekuatan yang menembus dan menghancurkan sebuah pemikiran, ideologi, kultur, bahkan kebenaran, bernama media massa.

"Hari-hari ini kita bisa menyaksikan bagaimana kemampuan penetrasi media massa (termasuk media sosial) masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan manusia yang tidak jarang menjungkirbalikkan nilai-norma yang ada di masyarakat. Tentu tidak terlepas dari perkembangan iptek dan dunia berjejaring," Puji yang saat ini sedang mengambil program Doktor Kajian Budaya.

Puji mengatakan keengganan menelaah-menelisik berita lebih dalam telah menjebak masyarakat dalam era post-truth di mana dengan mudah mengambil kesimpulan cepat dan instan dari judul berita yang dibaca, telah menjadi keseharian masyarakat hari ini.

Bisa ditebak, masyarakat hanya beranjak dari satu keriuhan ke keriuhan berikutnya dalam kontestasi penyebaran berita bohong (hoax), dengan tanpa disadari turut mengonsumsinya.

Melalui sudut pandang kajian budaya, Wakil Rektor III Universitas Widya Mataram Puji Qomariyah mencoba menarasikan ulang patung karya Duvrart Angelo yang dibuat pada 2009. (Humas UWMY)

Puji menyebut fenomena hoax pada saat bersamaan tidak diimbangi dengan literasi (analog-digital) hanya akan memunculkan pseudo sains yang justru kerap digunakan sebagai acuan oleh masyarakat, dan rentan dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan dari pseudo truth tersebut.

Pada satu sisi dunia yang terhubung dengan gawai pintar telah mendekatkan jarak yang terentang dari berbagai belahan dunia, namun pada saat bersamaan kerap pula menghilangkan ruang sosial-relasi antar manusia dengan lingkungan terdekatnya.

Bagi Puji, karya Duvrart Angelo menyampaikan pesan pada setiap era peradaban tentu saja akan mengalami tahap-tahap perubahan pola hidup masyarakatnya karena adanya pergeseran kultur yang disebabkan hal baru yang menjadi euphoria dalam masyarakat tersebut. Di mana media massa berperan besar dengan kekuatan propaganda yang masuk kedalam pikiran masyarakat. 

Pada tahapan berikutnya akan memproses ulang cara berpikir, ideologi, keyakinan bahkan kebenaran yang sebelumnya dianut oleh masyarakat tertembus larut dengan nilai-nilai estetika baru, dan proses itu masih berjalan pelan-pelan, tapi pasti.

Read Next