logo

Kampus

Peringati Hari Laut Dunia, UIN Sunan Kalijaga Kenalkan Terminologi Baru untuk 3R

Peringati Hari Laut Dunia, UIN Sunan Kalijaga Kenalkan Terminologi Baru untuk 3R
Prodi Sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar diskusi bertajuk 'Konflik Sosial-Ekologi di Indonesia' di Pantai Gua Cemara, Bantul, Minggu (11/6/2023). Diskusi yang digelar untuk memperingati Hari Laut Dunia tersebut memperkenalkan terminologi baru untuk jargon 3R, yang tidak lagi bermakna yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle melainkan Reuse, Reuse, Reuse. (EDUWARA/Dok. UIN Sunan Kalijaga)
Setyono, Kampus13 Juni, 2023 21:37 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Bertepatan dengan peringatan Hari Laut Dunia pada 8 Juni kemarin, Prodi Sosiologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta memperkenalkan terminologi terbaru slogan 3R.

Dalam diskusi bertajuk 'Konflik Sosial-Ekologi di Indonesia' yang digelar di Pantai Gua Cemara, Bantul, Minggu (11/6/2023), pemaknaan 3R yang baru dipaparkan oleh pembicara Eka Sulistiyowati.

"Seiring dengan meningkatnya ancaman perubahan iklim, kesadaran lingkungan mulai meningkat di kalangan berbagai masyarakat. Sebagai kampanye kesadaran lingkungan berbagai jargon sudah dipopulerkan, termasuk jargon 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle," kata Eka Sulistiyowati dalam rilis, Selasa (13/6/2023). 

Namun bagi sebagian ahli ekologi, lanjut Eka, kampanye 3R sudah tidak cukup untuk menangani permasalahan lingkungan. Reduce dan Recycle dianggap permisif terhadap bertambahnya jumlah sampah.

"Karenanya, kampanye 3R harus diubah menjadi Reuse, Reuse, Reuse. Dengan pemakaian ulang terus-menerus, persoalan sampah akan bisa dikendalikan," jelasnya.

Eka adalah dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga yang baru menyelesaikan disertasi tentang ekologi di Gunung Kidul.

Eka menyebut persoalan lingkungan yang muncul di antaranya diakibatkan oleh perdebatan antara pertimbangan ekologi dan pertimbangan ekonomi yang tidak pernah selesai. Pertimbangan ekonomi yang berorientasi pada kepentingan manusia (antroposentris) acap kali mengalahkan pertimbangan ekologi.

Keadilan Ekologi

Pembicara lain,  Achmad Uzair, dosen pengampu mata kuliah Konflik dan Rekonsiliasi Sosial di Prodi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga, menambahkan  keadilan yang menjadi prinsip pengambilan kebijakan publik seharusnya juga memasukkan pertimbangan keadilan ekologi. 

"Bila masuk sebagai pertimbangan, keadilan ekologi akan mengimbangi dominasi kepentingan ekonomi dengan pertimbangan-pertimbangan lain yang lebih partisipatoris dan berkelanjutan," jelasnya.

Selain menggelar diskusi, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga juga menyelenggarakan aksi bersih pantai sebagai komitmen menjaga ekosistem lingkungan. Sepanjang 500 meter dan dalam waktu 1 jam, peserta diskusi berhasil mengumpulkan beberapa kantong sampah.

Ketua Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga, Muryanti mengatakan kegiatan tersebut merupakan program pendukung kegiatan mahasiswa yang bersifat akademis murni, tetapi juga yang memiliki dimensi pengabdian masyarakat. 

"Di Prodi Sosiologi, kegiatan semacam ini adalah bagian dari program Merdeka Belajar. Kegiatan ini diselenggarakan untuk menambah kepekaan dan kepedulian mahasiswa dalam menjaga kelestarian lingkungan, terutama di sekitar pantai," jelas Muryanti.

Read Next