logo

Kampus

Rektor UIN Sunan Kalijaga Janji Dirikan Pusat Kajian Pesantren

Rektor UIN Sunan Kalijaga Janji Dirikan Pusat Kajian Pesantren
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk ‘Transformasi Pesantren: Merawat Spiritualitas untuk Kemajuan Pendidikan Pesantren’, pada Rabu (8/1/2025). Dalam seminar tersebut, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menjadi keynote speech dan meluncurkan ‘Digdaya Pesantren’. (EDUWARA/Dok. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Setyono, Kampus09 Januari, 2025 20:05 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Noorhaidi Hasan berjanji, pihaknya bakal menghadirkan satu lembaga baru yang akan menjadi Pusat Kajian Pesantren. Keputusan ini mengingat sejarah panjang keterlibatan pesantren dalam transformasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dipaparkan Noorhaidi, peran pesantren turut serta dalam transformasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sejak berdirinya sampai dengan perubahan menjadi IAIN pada 1971, lalu menjadi UIN pada 2004. Beberapa tokoh besar seperti Kiai Ali Ma’sum, yang pernah menjadi Dosen Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, turut memberikan kontribusi besar dalam membangun tradisi keilmuan di kampus ini.

“Pesantren adalah jembatan bagi para santri untuk melakukan mobilitas akademik yang besar, dan beberapa di antaranya mampu melahirkan karya terbaik. UIN Sunan Kalijaga merupakan bagian integral dari keluarga besar pesantren di Indonesia,” terang Noorhaidi dilansir pada Kamis (9/1/2025).

Noorhaidi menuturkan pesantren merupakan pilar penting dari Pendidikan Agama Islam yang tidak bisa terpisahkan dalam pendidikan nasional. Kajian-kajian awal tentang pesantren secara akademik telah dilakukan oleh para sarjana yang menunjukkan pesantren mampu mengawal budaya sekaligus melakukan adaptasi.

“Dukungan yang kuat dari pesantren mampu mengawal persatuan sambil beradaptasi menatap kemajuan bangsa,” katanya.

Diungkapkan juga oleh Noorhaidi bahwa rencana mendirikan Pusat Kajian Pesantren ini untuk didedikasikan dan me-review kajian dunia kepesantrenan dengan nama Pusat Kajian Pesantren Martin van Bruinessen, promotor disertasi Noorhaidi di Belanda.

Pada Rabu (8/1/2025), UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk ‘Transformasi Pesantren: Merawat Spiritualitas untuk Kemajuan Pendidikan Pesantren’. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, menjadi keynote speech dan meluncurkan ‘Digdaya Pesantren’.

“Pesantren berhasil beradaptasi dengan sistem modern dan perlu menghilangkan mental block terhadap perubahan agar dapat berintegrasi dalam sistem global. Ada tiga klaster utama yang harus dihadapi pesantren, yaitu kelembagaan pendidikan pesantren, peran komunitas pesantren, dan hubungan pesantren dengan NU,” terang Yahya Cholil Staquf.

Sedangkan ‘Digdaya Pesantren’ merupakan pusat layanan digital dan data pesantren untuk mendukung transformasi dan pengelolaan data yang lebih baik. Diharapkan pesantren dapat terus berkontribusi dalam dunia pendidikan, baik secara tradisional maupun modern.

Read Next