logo

EduBocil

Siswa SDN Karangasem 4 Solo Sudah Vaksin Dosis Dua, Orang Tua Ingin PTM 100 Persen

Siswa SDN Karangasem 4 Solo Sudah Vaksin Dosis Dua, Orang Tua Ingin PTM 100 Persen
Koordinator Wilayah Laweyan Dinas Pendidikan Solo, Agus (kiri) dan Kepala Sekolah SDN Karangasem 4 Solo Sri Rejeki (dua dari kiri) saat memantau proses vaksinasi Covid-19 dosis kedua siswa SDN Karangasem 4 Solo. (EDUWARA/M Diky Praditia)
M. Diky Praditia, EduBocil20 Januari, 2022 16:59 WIB

Eduwara.com, SOLO -- Sebanyak 70-an siswa SDN Karangasem 4 Solo melakukan vaksinasi Covid-19 dosis kedua, Kamis (20/1/2022). Proses vaksinasi berjalan lancar tanpa kendala. Sekolah memberikan bingkisan makanan ringan bagi siswa yang telah melaksanakan vaksinasi.

Kepala sekolah SDN Karangasem 4 Solo Sri Rejeki mengatakan, vaksinasi Covid-19 dosis kedua tersebut diperuntukkan bagi siswa kelas III, IV, dan VI. Adapun kelas lain akan melakukan vaksinasi dosis kedua pada akhir Januari dan awal Februari 2022.

"Vaksinasi dilakukan secara bertahap. Hal itu karena kelas I, II, dan V melakukan vaksinasi BIAS terlebih dahulu, sehingga proses vaksinasi Covid-19 ditunda beberap waktu. Hal itu yang menyebabkan siswa tidak dapat melaksanakan vaksinasi Covid-19 secara serentak," kata Sri Rejeki saat ditemui Eduwara.com di ruang kepala sekolah, Kamis (20/1/2022).

Menurut dia, pemerintah dalam mendukung PTM 100 persen telah melakukan percepatan vaksinasi pada siswa usia enak tahun ke atas. Pemerintah juga mewajibkan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan sudah vaksin dosis dua. 
"Pemerintah tidak menjadikan vaksinasi Covid-19 untuk kelompok usia enam tahun ke atas sebagai syarat pembelajaran tatap muka (PTM). Hanya saja, dengan adanya vaksinasi Covid-19 pada siswa usia enam tahun ke atas ini, diharapkan pelaksanaan PTM 100 persen dapat berjalan lancar dan daya tahan siswa semakin meningkat," ujar Sri Rejeki

Sri Rejeki melanjutkan, sejak awal semester sekolahnya sudah melaksanakan PTM terbatas dengan prokes ketat. Pembelajaran siswa dibagi dua shift, pagi dan siang. Setiap shift durasinya empat jam pelajaran. Satu jam pelajaran berdurasi 30 menit.

"Mulai Februari kami sudah menambah jam pelajaran menjadi enam jam. Jadi, setiap shift-nya berdurasi tiga jam. Tapi minggu ini kami sudah melakukan simulasinya," ungkap Sri Rejeki.

Melalui simulasi tersebut, sekolah bisa mengevaluasi. Apakah berjalan lancar atau ada kendala. Mengingat kantin sekolah belum diizinkan dibuka, maka orang tua diimbau untuk membawakan bekal untuk anaknya.

"Siswa yang kebagian shift siang, kan nanti terbentur dengan jam makan siang. Kami mengimbau siswa agar membawa bekal makanan dari dari rumah," papar dia.

Dirinya melanjutkan, sejauh ini tidak ada penolakan dari orang tua siswa tentang PTM. Justru banyak orang tua yang antusias dan mendorong sekolah agar PTM tidak lagi dilaksanakan dengan model shift.

Salah seorang orang tua siswa, Endah Dera Wulan merasa lega karena anaknya sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis kedua. Dia berharap agar keadaan semakin membaik.

"Semoga setelah ini siswa bisa melaksanakan PTM seperti semula. Kalau bisa tidak ada model shift lagi," pungkas Endah.

Read Next