logo

Kampus

Tekan Covid-19, Pegawai Universitas Brawijaya Di-Screening dengan UBreath

Tekan Covid-19, Pegawai Universitas Brawijaya Di-Screening dengan UBreath
Wakil Rektor UB, Prof Gugus Irianto. (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Kampus15 Februari, 2022 01:36 WIB

Eduwara.com, MALANG — Pegawai Universitas Brawijaya (UB) Malang di-screening dengan menggunakan ‘UBreath’ untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. UBreath adalah alat pendeteksi Covid-19 karya Guru Besar Universitas Brawijaya, Prof Arinto Yudi Ponco Wardoyo.

Senin (14/2/2022), puluhan pegawai dan pengunjung Kantor Pusat Universitas Brawijaya melakukan screening COVID-19 dengan UBreath sebelum mereka masuk ke gedung, tempat Kantor Pusat Universitas Brawijaya berada.

UBreath bekerja dengan cara mendeteksi hasil metabolisme dari sistem pernapasan dan pencernaan. Hasil pengukuran dari parameter tersebut, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi kondisi dari sistem pernapasan dan sistem pencernaan.

Wakil Rektor Universitas Brawijaya, Gugus Irianto, mengatakan kegiatan screening Covid-19 merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan dalam rangka merespon lonjakan kasus Covid-19 di wilayah Malang Raya dan seluruh Indonesia, terutama di lingkungan kampus Universitas Brawijaya.

"Di UB ada tendensi kenaikan kasus Covid-19 dari tendik dosen atau mahasiswa. Melihat itu kami berkoordinasi dengan Tim Satgas Covid-19 yang dipimpin Prof Andarini untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," katanya.

Gugus menambahkan screening Covid-19 dengan UBreath memiliki banyak sasaran. Screening dengan menggunakan UBreath menjadi deteksi awal terhadap virus COVID-19 yang menginfeksi tubuh manusia 

"Hasil yang dikeluarkan oleh UBreath bisa keluar dalam waktu kurang tiga menit. Hal ini sebagai upaya kita untuk yang masuk gedung Kantor Pusat UB lebih tenang dan aman. Intinya kita melakukan pencegahan sejak dini," katanya.

Pencegahan dini terhadap merebaknya kasus Covid-19 juga dilakukan UB dengan cara mengganti kuliah hybrid learning dengan full daring, memproduksi hand sanitizer, serta menyiapkan tempat isolasi terpadu untuk civitas akademik UB di Rusunawa Dieng.

Gugus berharap melalui upaya pencegahan yang dilakukan UB bisa meminimalisasi merebaknya kasus COVID-19 yang ada di lingkungan kampus UB.

"Jangan sampai ada warga UB yang sakit tapi tidak terdeteksi. Sebaliknya, jika terdeteksi bisa langsung ditangani," katanya.

Ke depan, mantan Dekan FEB tersebut berharap, penerapan UBreath tidak hanya di Kantor Pusat tapi juga di seluruh fakultas yang ada di Universitas Brawajaya.

Read Next