Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Tergabung dalam program pengabdian kepada masyarakat, para dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melakukan penguatan literasi berbasis budaya.
Kegiatan menyasar kalangan peserta didik di SD Muhammadiyah Mertosanan, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam program yang berlangsung sejak Juli sampai akhir Oktober 2022, kegiatan literasi digital berbasis budaya ini bertujuan selain menguatkan budaya literasi juga menyelaraskan dinamika teknologi yang berkembang secara pesat dengan kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar.
Ketua tim Fery Setyaningrum menyebut kelahiran program ini didasarkan atas keprihatinan pada kondisi lamanya penggunaan internet di Indonesia yang meruntuhkan kegiatan literasi terutama di kalangan pelajar.
"Ini menjadi latar belakang pelaksanaan pengabdian ini, sebagai salah satu solusi yang relevan untuk penguatan literasi digital di tengah dinamika perkembangan teknologi," kata Fery Setyaningrum melalui rilis, Senin (17/10/2022).
Kearifan Lokal
Melalui program ini, tradisi literasi akan berbasis budaya. Nantinya, fokus pada kearifan lokal berupa adat dan kebiasaan yang secara turun temurun masih dipertahankan oleh masyarakat.
"Jadi di tengah pesatnya kemajuan teknologi infirmasi ini, kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan siber yang bisa terjadi kapan saja seperti phising, cyber bullying, dan hoaks," katanya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Mertosanan Ana Rohmatulloh, menyatakan keterkaitan antara literasi digital dan seni budaya, terutama yang dekat dengan lingkungan sekitar, sangat penting untuk dikaji," ungkapnya
Ia juga menggarisbawahi bahwa hal tersebut sejalan dengan misi sekolah yaitu berbudaya, berprestasi, dan ber-Muhammadiyah.
Pada program lain, berkolaborasi dengan pengajar Pendidikan Biologi dan Ilmu Komunikasi, tim ini mengusung program utamanya penguatan desa wisata melalui Potorono Education Park (PEP).
PEP diwujudkan sebagai taman hiburan rakyat yang berisi edukasi tentang dinosaurus. Taman ini menjadi salah satu ikon dalam pengembangan desa wisata di Potorono sendiri.
Melalui kegiatan pengabdian, tim UAD memberikan saran pengembangan PEP, salah satunya adalah pemberian nama terhadap setiap jenis bentuk dinosaurus yang ada di taman.