Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Berupaya menyelaraskan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kebutuhan riil dunia usaha dan dunia industri (DUDI), Program Studi Agroteknologi, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Pengembangan Agro Sociopreneurship dalam Proses Pembelajaran yang diikuti 12 dosen.
Dilaksanakan pada Senin (30/10/2023), FGD dimaksudkan untuk mendapatkan masukan terkait pengembangan proses pembelajaran Agro Sociopreneurship di Fakultas Agroindustri UMBY. Hasil dari kegiatan berupa suatu rumusan menjadi bahan pada Lokakarya Kurikulum pada 10 November 2023.
Beberapa narasumber yang diundang dari DUDI adalah Direktur Agromix Lestari Ali Agus, perwakilan KADIN DIY Wawan Harmawan dan Owner Floating Resto dan Kampoeng Rawa Nur Zubaedi.
Dekan Fakultas Agroindustri UMBY, Chatarina Lilis Suryani mengatakan dari FGD ini pihaknya dapat mengembangkan kurikulum, khususnya Agroindustri agar dapat mengimplementasikannya di bidang pertanian serta memberikan masukan terkait tantangan lulusan perguruan tinggi untuk memasuki dunia usaha.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang didanai pada 2023,” terang Chatarina Lilis Suryani dalam rilis Jumat (3/11/2023).
Lilis meyakini pada masa depan harus ada sinkronisasi antara model pembelajaran yang berbasis Agro Sociopreneurship dengan beberapa kegiatan DUDI. Agro Sociopreneurship memberikan isu-isu sosial yang ada di masyarakat dengan prinsip kewirausahaan di bidang Agro sebagai pijakan pemecahan masalah.
Dalam paparannya, Ali Agus menegaskan bahwa wirausahawan harus memiliki keberanian, daya kreasi, berani mengambil risiko, memiliki semangat dan kemauan keras. Sehingga perguruan tinggi berperan penting sebagai penyedia ‘jembatan emas’ yang mengantarkan generasi muda dalam mendapatkan pendidikan dan keterampilan.
“Penumbuhan spirit dan jiwa wirausaha harus memiliki keberanian, daya kreasi, berani mengambil reiiko, memiliki semangat dan kemauan keras, memiliki analisis yang kuat, tidak konsumtif, memiliki jiwa pemimpin, dan berorientasi pada masa depan,” paparnya.
Konsep ATM
Dari KADIN DIY Wawan Harmawan, menyebut saat ini DUDI tengah menghadapi persaingan global pada era digital agar untuk bisa memasarkan hasil pertanian optimal. Hilirisasi pertanian dapat digunakan untuk membuka lapangan pekerjaan yang besar. Sumber daya dan aktivitas pertanian di daerah seluruh Indonesia menciptakan pemerataan ekonomi.
“Semangat Agropreneur muda dalam keberlangsungan sektor pertanian agar lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang yang ada di tengah persaingan lapangan usaha yang semakin ketat," tambahnya.
Tantangan lulusan perguruan tinggi untuk memasuki dunia usaha dan dunia industri semakin tinggi. Lulusan perguruan tinggi saat ini dituntut memiliki ide dan kreatifitas untuk memulai suatu usaha. Dengan menggunakan konsep Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha.
Sedangkan karakter yang harus dimiliki sociopreneurship, menurut Wafit Dinarto, yaitu fokus pada misi sosial, memiliki skala dampak yang besar, inovatif, dan terbuka pada feedback. Oleh karena itu, Sociopreneurship harus mengedepankan feedback orang lain untuk terus beradaptasi dan mengembangkan usahanya.
"Tujuan utama dalam wirausaha atau bisnis yaitu untuk memecahkan suatu masalah sosial, oleh karena itu harus memiliki jiwa kepedulian yang tinggi, kreativitas, persistensi, dan keberlanjutan,” jelasnya.