logo

Kampus

Teknologi Digital Buka Peluang Anak Muda Hasilkan Konten Kreasi Berbasis Budaya

Teknologi Digital Buka Peluang Anak Muda Hasilkan Konten Kreasi Berbasis Budaya
Tangkapan layar pemaparan dosen FEB Universitas Swadaya Gunung Jati, Siska Ernawati Fatimah, dalam Webinar Nasional di FE UWM Yogyakarta. Siska memaparkan materi berjudul ‘Budaya Jadi Cuan: Kreativitas Anal Muda di Era Digital’. (EDUWARA/Dok. UWM Yogyakarta)
Setyono, Kampus02 Desember, 2025 01:58 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Perkembangan pesat teknologi digital membuka peluang emas bagi generasi muda untuk berkreasi dan mempromosikan produk kreatif berbasis budaya. 

Akademisi dan praktisi media mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan keragaman budaya Indonesia sebagai keunggulan kompetitif di pasar global, dengan bekal penguasaan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dan seni berkomunikasi.

Hal ini mengemuka dalam seminar yang menghadirkan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Swadaya Gunung Jati, Siska Ernawati Fatimah di Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, dan CEO of Vidio & Emtek Media, Sutanto Hartono di FISIPOL UGM dan FISIP UAJY.

Saat berbicara di Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Siska Ernawati Fatimah menekankan bahwa Indonesia kaya akan keragaman budaya, di mana setiap daerah memiliki identitas dan narasi unik.

"Karakter budaya yang unik tersebut dapat menjadi keunggulan kompetitif apabila dipadukan dengan inovasi serta strategi digital yang tepat. Produk berbasis budaya memiliki kekuatan emosional dan nilai historis yang tidak dimiliki produk massal. Keaslian ini merupakan modal penting untuk memasuki pasar lokal maupun global," ujarnya dilansir Senin (1/12/2025).

Siska mencontohkan, elemen budaya dapat diolah menjadi beragam produk kreatif, mulai dari fesyen seperti batik streetwear, kuliner, konten digital, hingga pariwisata berbasis pengalaman. Media sosial, marketplace, dan kolaborasi kreatif disebut sebagai alat efektif untuk meningkatkan visibilitas dan penetrasi pasar.

"Modernisasi budaya tidak berarti menghilangkan nilai tradisional, melainkan menempatkan elemen budaya dalam konteks baru yang dapat diterima generasi masa kini," tambahnya.

Seni Berkomunikasi

Untuk menjaga keaslian budaya, Siska menyarankan pelaku kreatif melakukan riset mendalam dan berdialog dengan tokoh adat guna menghindari risiko salah interpretasi atau pelanggaran etika budaya.

Pada sisi lain, saat berbicara di FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) dan FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Sutanto Hartono menekankan pentingnya mahasiswa menguasai AI dan seni berkomunikasi sebagai modal utama memasuki dunia kerja.

"Saat ini industri content creator menyediakan kesempatan yang terbuka luas, yang di masa lalu tidak ada. Industri ini membutuhkan orang-orang yang mempunyai bakat dan passion yang berbeda-beda," jelasnya.

Penggunaan AI sangat penting dalam industri kreatif. Sutanto mendorong mahasiswa untuk memahami AI, misalnya menggunakan Chat GPT atau Gemini untuk belajar. Kunci pemanfaatan AI adalah mengajukan pertanyaan yang baik agar AI memberikan jawaban yang baik.

Selain AI, kemampuan berkomunikasi, terutama melalui story telling, sangat penting untuk menjelaskan logika dan ide yang dijalankan. Sutanto menyimpulkan bahwa mahasiswa harus fokus pada keahlian mereka yang unggul dan menguasai komunikasi.

Read Next