Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, BANDUNG—Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran mengembangkan laboratorium virtual VNurslab sebagai media pembelajaran para mahasiswa di tengah keterbatasan praktikum akibat pandemi Covid-19.
Peluncuran VNursLab secara resmi dilakukan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unpad Prof. Hendarmawan dalam acara yang digelar secara virtual, Selasa (28/12/2021).
Dalam sambutannya Hendarmawan mengungkapkan bahwa laboratorium virtual ini merupakan salah satu wujud dari upaya Unpad menuju Hybrid University.
“Sudah menjadi bagian penting bahwa di era pandemi berbagai karya perguruan tinggi, salah satunya di bidang edukasi, mengedepankan aspek teknologi dan inovasi,” ungkapnya seperti dikutip dari situs resmi Unpad pada Rabu (29/12/2021).
Pengembangan VNursLab menurutnya tidak hanya penting bagi pembelajaran mahasiswa keperawatan. Lebih dari itu, inovasi ini menjadi daya ungkit bagi kemajuan universitas dalam meningkatkan reputasi di tingkat internasional.
Lebih lanjut Hendarmawan mengatakan, laboratorium virtual ini akan jadi percontohan bagi fakultas dan program studi lain untuk menciptakan inovasi serupa di masa datang.
“Ini bisa menjadi role model bagi prodi lain hingga melahirkan suatu pendidikan yang dicirikan dengan adanya efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang tinggi,” ujarnya.
VNursLab merupakan implementasi dari program Matching Fund Kedaireka Unpad dengan ketua Restuning Widiasih,. Dalam perjalanannya, tim berkolaborasi dengan Binus University dan PT Kreasi Kode Biner untuk mengembangkan laboratorium virtual berbasis 3 dimensi yang interaktif.
Restu menuturkan, perubahan sistem belajar di era globalisasi dan pandemi Covid-19 memberi pengaruh besar dalam dunia pendidikan keperawatan di Indonesia. Kompetensi perawat saat ini juga mesti sejalan dengan pemanfaatan teknologi.
Hal ini kemudian mendorong Restu dan tim yang terdiri dari Maria Komariah, Iqbal Pramukti, Raini Diah Susanti, Marko Sebira, Dwi Wahyudi, dan Syamsul Arief mengembangan laboratorium simulasi virtual. “VNursLab dikembangkan sebagai alternatif media belajar untuk mengatas gaps antara pembelajaran daring dengan capaian skills tindakan keperawatan,” kata Restu.
Laboratorium virtual tersebut saat ini memiliki dua produk utama, yaitu simulator tindakan keperawatan berbasis teknologi 3D simulator interaktif serta simulator menggunakan perangkat virtual reality (VR).
Restu menjelaskan, layanan produk simulator interaktif berbasis tiga dimensi dapat diakses melalui laman resmi VNursLab. Laman tersebut menyajikan 12 simulator tindakan keperawatan yang diintegrasikan dengan berbagai kasus penyakit. Pengguna dapat memilih simulator tindakan keperawatan sesuai kebutuhan.
“Pada masing-masing simulator tindakan, user akan disajikan materi bacaan; teori dan asuhan keperawatan dengan konten ter-update dan desain menarik, pre-prost test dengan soal-soal terstandar ujian kompetensi, kasus pasien untuk dianalisis, dan melakukan tindakan keperawatan pada simulator tindakan keperawatan interaktif berteknologi 3D,” paparnya.
Sementara untuk layanan ini hanya tersedia di Laboratorium VNursLab di Gedung Akademik 2 Lantai 3 Kampus Fkep Unpad, Jatinangor. Melalui perangkat VR, ada tiga tindakan keperawatan yang dapat dilakukan.
“User akan merasakan pengalaman virtual melakukan tindakan keperawatan dengan efek spesial seperti alat-alat laboratorium, suara, situasi, dan kondisi dengan kesan nyata seperti di rumah sakit,” jelasnya.
Pengembangan VNursLab dilakukan sejak Juni 2021 lalu dan berhasil rampung pada 15 Desember 2021. Konten yang disajikan telah dilakukan penilaian oleh sedikitnya 30 pakar keperawatan di area pendidikan dan praktisi keperawatan di klinik.
Selain itu, kata Restu, produk ini telah diujicobakan pada 166 mahasiswa keperawatan dan telah dikenalkan pada berbagai forum ilmiah keperawatan tingkat nasional maupun internasional. Inovasi tersebut berhasil mendapat respons positif dari berbagai pihak.
“Produk ini sangatlah cocok digunakan mahasiswa atau perawat karena berbagai keunggulan yang ditawarkan, di antaranya meningkatkan kemampuan tindakan keperawatan, dapat menstimulasi pemikiran kritis, mudah digunakan, dapat belajar di manapun, harga terjangkau, dan tentunya dapat meningkatkan kompetensi serta kualitas para calon perawat,” pungkas Restu.