logo

Sekolah Kita

3 Pasang Calon Ketua Bersaing di Pemilos Online SMAN 3 Solo

3 Pasang Calon Ketua Bersaing di Pemilos Online SMAN 3 Solo
Siswa dan guru SMAN 3 Solo menyaksikan tayangan podcast para calon ketua/wakil ketua Osis di sekolah. Eduwara/Istimewa Dok. Panitia Pemilos SMAN 3 Solo (Eduwara/Istimewa Dok. Panitia Pemilos SMAN 3 Solo)
Redaksi, Sekolah Kita22 Oktober, 2021 21:39 WIB

Eduwara.com, Solo – Tiga pasang kandidat ketua dan wakil ketua organisasi siswa intra sekolah (Osis) bersaing dalam pemilihan ketua Osis (Pemilos) online SMAN 3 Solo, Sabtu (23/10/2021).

Pemilos Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Solo digelar dengan rangkaian kegiatan demokratis layaknya pemilihan presiden secara online. Bahkan, siswa yang menjadi panitia Pemilos menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Solo untuk memberikan pendidikan berdemokrasi.

Ketua Panitia Pemilos SMAN 3 Solo, Reinardus Rafael Pradipta Yulianto, saat dihubungi Eduwara.com, Jumat (22/10/2021), mengatakan tiga pasang calon tersebut merupakan hasil seleksi dari lebih 20 pasangan yang mendaftarkan diri. 

“Panitia Pemilos berasal dari Musyawarah Permakilan Kelas (MPK). Kami melakukan penjaringan calon melalui media sosial. Kami gunakan Instagram, Facebook, WhatsApp, dan media lainnya. Calon ketua dan wakil ketua kami ambil dari siswa kelas XI,” tutur Rafael.

Pendaftaran calon ketua dan wakil ketua Osis itu bisa melalui tiga jalur, jalur perwakilan kelas, jalur sub seksi atau ekstrakurikuler, dan jalur independen. Menurut Rafael, untuk jalur independen pasangan calon harus mendapat dukungan 40 siswa. “Di SMAN 3 ada 16 ekstrakurikuler, sehingga yang mendaftar sebagai pasangan calon banyak, lebih dari 20 pasang.”

Puluhan pasangan calon itu, menurut Rafael, diseleksi dalam tiga tahap.”Ada tiga tahap seleksi, yaitu computer base selection atau CBS yaitu seleksi akademis. Kemudian wawancara dengan Osis dan MPK, dilanjutkan wawancara dengan guru. Dari seluruh seleksi muncul tiga pasangan calon yang akan memperebutkan suara siswa besok. Jumlah siswa atau pemilih ada sekitar 1.100 siswa.”

Tiga pasangan calon tersebut, nomor urut 1 Danang Langit Bagaskoro (kelas XI Mipa 9) dan Lamia Sungkar (kelas XI Mipa 3); nomor 2 Dani Bima Arisandhi Tarigan (kelas XI Mipa 7) dan Muhammad Rizky Shalahuddin (kelas XI Mipa 3); nomor 3 Kintan Sabina Tulif Eliza (kelas XI Mipa 3) dan Rizki Muliajati Saputra (kelas XI Mipa 8).

Gandeng KPU Solo

Ketiga pasangan itu telah melewati tahap orasi dan debat, serta podcast untuk menjabarkan program mereka secara online. Tayangan online melalui Youtube SMAN 3 Solo itu ditujukan bagi semua siswa maupun guru SMAN 3 untuk menjadi bahan pertimbangan siswa menentukan pilihan.

“Dalam kegiatan ini kami mengundang KPU dan Badan Kesbangpol Kota Solo untuk memberikan pendidikan berdemokrasi. Kami sebagai pelajar dan generasi muda ingin menerapkan prinsip demokrasi. Literasi demokrasi harus dibangun sejak dini di sekolah. Harapan kami langkah ini bisa dicontoh siswa sekolah lain. Dalam live streaming debat calon ketua/wakil ketua kami mengundang Osis dari sekolah-sekolah lain untuk menyaksikan,” kata Rafael.

“Kegiatan demokrasi ini memakan waktu sekitar sebulan. Besok dalam pemungutan E-voting teman-teman tinggal klik gambar pasangan calon dari rumah. Kami telah siapkan web untuk itu. Di masa pandemi ini sekolah kami baru 50% siswa yang masuk sekolah, lainnya daring. Kami bergiliran sekolah tatap muka,” ujar Rafael.

Sementara itu, Wakil Kepala Humas SMAN 3 Solo, Larja, saat dihubungi Eduwara.com, Jumat (22/10/2021), mengatakan kegiatan Pemilos secara online dengan tahapan layaknya pemilihan presiden itu merupakan inovasi siswa. “Anak-anak sangat kreatif membuat proses Pemilos secara. online Mereka menyiapkan debat calon maupun presentasi di hadapan Waka Humas, Waka Sarpras, Waka Kurikulum, maupun Waka Kesiswaan.”

Larja menilai generasi muda perlu praktik berdemokrasi seperti dalam pemilihan ketua Osis itu. Hal itu sebagai bekal dalam melaksanakan pemilihan pemimpin negeri ini di masa depan. “Dalam keseharian di sekolah, kami telah menerapkan demokrasi. Siswa bisa menyampaikan kritik maupun keluhan terhadap segala sesuatu. Misal bila toilet sekolah kotor, beban tugas dari guru dinilai terlalu berat, mereka bisa menyampaikan kritik maupun saran.”

Kritik dan saran dari siswa itu, menurut Larja, dimasukkan dalam kotak saran yang dikeloka MPK. “Setelah ditampung MPK, kritik dan saran itu dikomunikasikan dengan pihak sekolah untuk dicarikan solusi. Kegiatan seperti ini semoga dapat menjadi contoh bagi sekolah lain.”

Editor: Riyanta

Read Next