logo

Sekolah Kita

42 Sekolah di Kota Yogyakarta Telah Berstatus SPAB

42 Sekolah di Kota Yogyakarta Telah Berstatus SPAB
Siswa-siswi di sebuah sekolah di Kota Yogyakarta sedang melakukan simulasi bencana. Pada tahun 2025, BPDB Kota Yogyakarta menargetkan 10 sekolah tingkat SD hingga SMP akan memperoleh sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sehingga dapat ditetapkan menjadi SPAB. Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2022, hingga kini program SPAB telah menjangkau 42 sekolah di Kota Yogyakarta. (EDUWARA/Dok. BPBD Kota Yogyakarta)
Setyono, Sekolah Kita03 September, 2025 20:20 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Diselenggarakan sejak 2022, sebanyak 42 sekolah dari tingkat SD dan SMP di Kota Yogyakarta telah dinyatakan menjadi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Pada tahun 2025 ini ditargetkan 10 sekolah akan memperoleh sosialisasi dan menyusul ditetapkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta terus menggencarkan pelatihan SPAB sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan sekolah menghadapi potensi bencana.

“Program ini dinilai penting mengingat kondisi cuaca di Kota Yogyakarta yang tidak menentu serta tingginya potensi bencana. SPAB bertujuan membekali sekolah agar lebih tangguh, sigap, dan siap siaga dalam menghadapi situasi darurat,” kata Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto dilansir Rabu (3/9/2025).

Dalam pembentukan SPAB, peserta akan mendapatkan materi seputar jenis bencana, analisis risiko di sekolah, penyusunan rencana kontinjensi, prosedur evakuasi, hingga praktik pertolongan pertama saat kondisi gawat darurat.

Darmanto juga mengatakan, untuk tahun 2025, BPBD menargetkan sosialisasi SPAB dilakukan di 10 sekolah tingkat SD hingga SMP. Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2022, hingga kini program SPAB telah menjangkau 42 sekolah di Kota Yogyakarta.

Selain teori, kegiatan ini juga mengenalkan potensi bahaya di sekolah, identifikasi kapasitas sekolah, pembentukan Tim Siaga Bencana beserta SOP, penyusunan rencana aksi, hingga simulasi bencana.

Program ini melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari siswa, guru, karyawan, komite sekolah, orang tua, hingga warga sekitar dengan pendampingan dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kota Yogyakarta.

“Kami sangat berharap, melalui program ini warga sekolah dapat mengenali serta memahami potensi bencana di lingkungan sekitar dan dapat  membentuk tim siaga bencana sekolah yang solid,” paparnya.

Namun, Darmanto mengakui keterbatasan anggaran dan waktu membuat pelaksanaan SPAB sementara hanya menyasar sekolah negeri. Sekolah swasta juga dapat melaksanakan SPAB secara mandiri dengan pendampingan BPBD.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 10 Yogyakarta, Edy Thomas Suharta, menilai program SPAB memberikan dampak positif yang nyata bagi sekolah. Selain itu juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman serta peduli keselamatan bersama.

“SPAB sangat berdampak bagi sekolah untuk lebih siaga. Siswa dan guru terlatih menghadapi bencana tercipta budaya peduli keselamatan serta rasa aman dan kebersamaan dalam lingkungan belajar,” tutupnya.

Read Next