logo

Kampus

428 Petani Lombok Muntilan Gunakan RoboSemp UNY

428 Petani Lombok Muntilan Gunakan RoboSemp UNY
Tim peneliti UNY berhasil melakukan diseminasi inovasi teknologi pada bidang pertanian dalam bentuk produk RoboSemp (robot semprot) versi 2 dan versi 3. Karya yang merupakan hibah PDTI 2024 dirancang untuk mengefektifkan dan mengefisienkan penyemprotan tanaman cabai milik Gapoktan Mugi Mulyo, Desa Sedayu, Muntilan, Magelang, yang terdiri dari 428 petani dan mencakup 80 ha area pertanian. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus15 November, 2024 23:28 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Tim peneliti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil melakukan diseminasi inovasi teknologi pada bidang pertanian. Diseminasi ini berupa produk RoboSemp (robot semprot) versi 2 dan versi 3. Karya ini merupakan hibah Program Diseminasi Teknologi Indonesia (PDTI) 2024.

RoboSemp dirancang untuk mengefektifkan dan mengefisienkan penyemprotan tanaman cabai. Implementasi teknologi robotik ini diterapkan pada Gapoktan Mugi Mulyo, Desa Sedayu, Muntilan, Magelang, yang terdiri dari 428 petani dan mencakup 80 ha area pertanian.

“Pengembangan teknologi robotik ini menjawab permasalahan yang dihadapi para petani hortikultura di daerah setempat. Tingginya biaya dan frekuensi penyemprotan tanaman cabai, terlebih pada musim penghujan, menjadi tantangan tersendiri bagi petani,” kata Ketua Program PDTI, Muslikhin, Jumat (15/11/2024).

Tim ini beranggotakan Samsul Hadi, Eko Prasetyo Nugroho S, Rizqi Ilyasa Aghni, Moh Alif Hidayat Sofyan, dan Palupi Sri Wijayanti, dari Universitas PGRI Yogyakarta. Riset ini berhasil menguji cobakan empat unit robot didesiminasikan kepada Gapoktan Mugi Mulyo.

Beberapa manfaat dari diseminasi RoboSemp, jika dibandingkan dengan semprot elektrik manual (punggung), maka kecepatan penyemprotan 3,6 kali lebih cepat untuk tanaman hortikultura pada medan bergulud.

“Pengembangan inovasi robotik untuk pertanian ini kami dedikasikan melalui pelatihan operasional RoboSemp kepada Gapoktan. Robot ini mampu mempercepat kerja 3 kali kecepatan semprot manual karena sprayer-nya double (kiri-kanan), itu secara fitur. Namun intinya, perhatian kami untuk mempermudah kerja petani saat ini,” lanjut Muslikhin.

Di samping itu, lanjut Muslikhin, secara efektif biaya tenaga kerja dapat dihemat antara 45-62 persen dibanding penyemprotan manual. Sebagai keberlanjutan dalam pengembangan teknologi ini, perlu dilakukan perluasan pendampingan dan pelatihan pada Gapoktan lain seperti di kawasan utara dan selatan Magelang.

Lebih dari itu, kolaborasi yang kuat dan berkesinambungan antara Gapoktan dan Lembaga Pendidikan Tinggi akan meningkatkan hasil yang lebih baik dalam pengembangan fussion tech secara luas.

Read Next