logo

Sekolah Kita

75 Tahun IGTKI-PGRI: Menguatkan Akar, Menumbuhkan Harapan

75 Tahun IGTKI-PGRI: Menguatkan Akar, Menumbuhkan Harapan
“Guru TK Bermartabat, Anak Indonesia Hebat, Mendukung Wajib Belajar 13 Tahun Mulai dari Taman Kanak-kanak,” menjadi tema HUT ke-75 IGTKI-PGRI Tahun 2025. (EDUWARA/Dok. IGTKI-PGRI)
Redaksi, Sekolah Kita22 Mei, 2025 06:00 WIB

TUJUH dekade lebih, dan IGTKI-PGRI terus mengakar dan menjulang.

Selama 75 tahun, IGTKI-PGRI telah menjadi naungan sekaligus wadah perjuangan bagi para pendidik Taman Kanak-kanak (TK) di seluruh Indonesia. Dalam perjalanan panjang itu, organisasi ini tidak hanya mencatat jejak sejarah, tetapi juga meneguhkan pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai fondasi utama dalam membangun peradaban bangsa.

Pendidikan di TK bukanlah pelengkap, melainkan tahap krusial dalam membentuk karakter, kemandirian, dan kesiapan belajar anak sejak dini. Oleh karena itu, peringatan HUT ke-75 IGTKI-PGRI menjadi momentum yang tepat untuk merefleksikan kembali peran strategis guru TK sebagai garda terdepan dalam menciptakan generasi masa depan yang cerdas, tangguh, dan berakhlak mulia.

Tema HUT ke-75 IGTKI-PGRI tahun ini, “Guru TK Bermartabat, Anak Indonesia Hebat, Mendukung Wajib Belajar 13 Tahun Mulai dari Taman Kanak-kanak,” mengusung pesan penting: bahwa pendidikan yang kuat harus dimulai sejak usia dini. Dalam bingkai ini, TK bukan sekadar tempat bermain, melainkan ruang awal untuk menanamkan nilai, membangun kepercayaan diri, dan mengasah kemampuan dasar anak.

Satu tahun pendidikan di TK, khususnya di Kelompok B, sudah selayaknya diakui secara resmi sebagai tahun pertama dalam program wajib belajar 13 tahun. Pengakuan ini penting untuk dituangkan dalam regulasi yang tegas agar tidak menimbulkan berbagai tafsir di lapangan. Konsistensi kebijakan akan membuka jalan menuju kesetaraan akses dan kualitas pendidikan yang lebih merata di seluruh Indonesia.

Dalam semangat penataan ekosistem PAUD, penting untuk memperjelas batas layanan usia secara tegas. Anak usia 4-6 tahun sebaiknya menjadi ranah layanan TK, sementara anak usia 0-4 tahun menjadi fokus bagi satuan PAUD nonformal seperti Kelompok Bermain. Penataan ini bukan untuk memisahkan, melainkan untuk menciptakan keselarasan, saling mendukung, dan saling menguatkan antarsatuan layanan.

Guru TK

Di balik setiap langkah kecil anak-anak di ruang kelas TK, ada guru-guru luar biasa yang bekerja dengan hati dan penuh cinta. Sudah waktunya membuka peluang seluas-luasnya bagi mereka, termasuk guru swasta, yang memenuhi syarat untuk menjadi ASN melalui jalur PPPK. Demikian pula, guru PNS yang telah lama mengabdi di TK swasta sepatutnya diberikan ruang untuk tetap melanjutkan pengabdiannya di lembaga yang telah menjadi bagian dari perjalanan hidup dan panggilan jiwanya.

Masih banyak miskonsepsi di lapangan mengenai status TK sebagai PAUD Formal yang kerap dipahami bukan sebagai bagian dari PAUD. Diperlukan kerja bersama dan komunikasi yang kuat untuk meluruskan persepsi ini. Semua pihak, baik masyarakat maupun para pemangku kebijakan, perlu memahami bahwa TK adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem pendidikan anak usia dini yang holistik.

IGTKI-PGRI adalah rumah bagi lebih dari 360.000 guru TK yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Dari ruang kelas sederhana di pelosok desa hingga pusat-pusat kota yang dinamis, para pendidik ini telah mendedikasikan dirinya untuk menyemai harapan dan membentuk masa depan bangsa.

Di usia ke-75 ini, IGTKI-PGRI diharapkan terus menjadi cahaya yang menuntun perjalanan panjang pendidikan anak usia dini di Indonesia. Organisasi ini akan terus hadir sebagai penggerak, penyambung aspirasi, dan penjaga martabat para guru TK.

Selamat Hari Ulang Tahun ke-75 IGTKI-PGRI.

Mari terus bergandengan tangan, membangun masa depan dari langkah kecil anak-anak di Taman Kanak-kanak.

Guru TK Bermartabat, Anak Indonesia Hebat. (Eka Putri Handayani, Sekretaris Umum Pengurus Pusat IGTKI-PGRI)

Read Next