Begini Pendapat Menag Hingga Para Guru Soal Kurikulum Merdeka

11 Februari, 2022 12:49 WIB

Penulis:Bhakti Hariani

Editor:Bunga NurSY

Kurikulum Merdeka.jpg
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode Kelima belas secara daring, pada Jumat (11/2/2022). (Eduwara/Bhakti)

Eduwara.com, JAKARTA—Kurikulum Merdeka yang diluncurkan pada tahun ini diyakini mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan potensi siswa.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam acara peluncuran kurikulum yang sebelumnya kerap diisebut dengan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum 2022 ini pada Jumat (11/02/2022).

“Saya yakin kurikulum ini mampu mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta memberi ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar,” tutur Yaqut.

Senada, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian juga menyambut baik hadirnya Kurikulum Merdeka. 

Menurutnya, Kurikulum Merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting, bukan saja dalam menghadapi pendidikan pasca pandemi tapi juga untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. 

“Saya percaya setiap anak itu unik, oleh karena itu pendekatan yang holistik fleksibel dan fokus pada kompetensi anak adalah kunci untuk mengembangkan anak secara maksimal demi cita-cita yang ingin mereka raih,” ujar Hetifah.

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka juga tak lepas dari peran guru. Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia Danang Hidayatullah menganggap bahwa Kurikulum Merdeka merupakan bagian dari guru di sekolah. 

Menurutnya, guru harus bisa menyelaraskan adanya perubahan. “Kita harus sama-sama bergerak dan menggerakkan adanya pemerataan dan penyelarasan dari perubahan ini,” kata Danang.

Senada dengan itu, Sofie Dewayani dari Litara Foundation menyampaikan untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa diperlukan struktur kurikulum yang fleksibel dan memberikan ruang bagi guru untuk melakukan inovasi. Sehingga, kata Sofie, guru-guru dapat fokus meningkatkan atau memperbaiki strategi pembelajaran menggunakan bahan ajar yang tepat agar siswa-siswi kita meningkat kemampuan literasinya. 

“Jadi saya pikir kurikulum ini merupakan satu hal yang dibutuhkan dengan kebutuhan global dalam dunia pendidikan saat ini,” ujar Sofie. 

Gradual

Sementara itu, Teuku Ramli Zakaria dari Majelis Dikdasmen Muhammadiyah mengatakan kurikulum yang baru diluncurkan ini bukanlah kurikulum baru tapi penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Hal ini, menurutnya berkaitan dengan kompetensi guru dan peserta didik.  “Jadi tidak mungkin diubah begitu rupa tetapi harus dilakukan perubahan secara gradual,” tuturnya. 

Cherly Narray dari Persekutuan Gereja Indonesia juga menyambut baik peluncuran Kurikulum Merdeka. “Kami sambut sangat baik, baik anak-anak maupun para pengajar dapat merasakan kemerdekaan dalam proses belajar mengajar,” kata Cherly. 

Dukungan lainnya pun hadir dari berbagai kepala sekolah dan tenaga pendidik. Kepala Sekolah Dasar Negeri 244 Guruminda Kota Bandung Nunung Nurlaila mengungkapkan dengan hadirnya kurikulum prototipe membuat sekolahnya bergairah dalam belajar, baik bagi guru maupun peserta didik. 

“Kurikulum ini memberikan kesempatan yang luas untuk murid-murid kami, berkreativitas mengembangkan ide dan gagasan. Guru-guru memberikan keleluasaan kepada murid-muridnya untuk bisa belajar sesuai dengan bakat minat dan kemampuannya,” tutur Nunung. 

Guru SMKN 01 Palembang Win Darmansyah juga mengungkapkan kurikulum protipe lebih fleksibel dibandingkan dengan Kurikulum 2013. 

“Kami bisa melakukan pendekatan berbasis mata pelajaran, bisa juga menggunakan pendekatan tematik atau kolaborasi antarmata pelajaran,” ujar Win.