Sekolah Kita
08 September, 2023 21:30 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyasar pelajar siswi sekolah tingkat menengah pertama dan atas atau sederajat dalam program penanggulangan stunting. Permasalahan stunting menjadi perhatian karena angka penanganan stunting pada tahun ini dianggap menurun.
Program penanggulangan stunting tersebut bertajuk 'Remaja Bebas Anemia; Aksi Bergizi Cegah Stunting' dan digelar Jumat (8/9/2023). Program ini menyasar para pelajar putri atau mereka yang bersekolah di berbagai SMP dan SMA/SMK/MA di Kecamatan Pleret, Bantul.
Selama program berlangsung, selain mendapatkan berbagai materi mengenai cara penanggulangan stunting, para pelajar putri yang hadir mendapatkan asupan gizi dan diajak bersama-sama mengonsumsi kapsul penambah darah.
Kepala Puskesmas Pleret, Santoso, mengatakan pihaknya menjadikan pelajar putri sebagai sasaran program bebas stunting karena pada masa depan merekalah yang akan melahirkan generasi penerus.
"Sehingga jika mereka mengalami anemia, maka berisiko melahirkan anak-anak yang berpotensi terkena stunting semakin besar," katanya.
Karena itu, lanjut Santoso, penting sekali memberi wawasan dan kesadaran bahwa ibu hamil jangan sampai anemia karena berisiko melahirkan anak-anak stunting dan pencegahan dimulai sejak dini, sejak remaja.
Anemia
Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah. Anemia pada ibu hamil seringkali disebabkan oleh kurangnya zat besi. Padahal, zat besi adalah nutrisi penting untuk memproduksi sel darah merah.
Apabila hal ini dialami ibu hamil, maka akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin yang pada akhirnya berpotensi lahirnya anak stunting.
"Biasanya proses sosialisasi mengenai stunting kita lakukan di sekolah-sekolah. Namun kali ini kita kemas dalam acara menarik agar tidak bosan," ujarnya.
Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo menegaskan upaya pencegahan stunting pada remaja putri dan ibu hamil sangatlah penting. Pasalnya, dengan pola hidup yang sehat, angka stunting akan terus menurun.
"Di antaranya berupa penurunan kualitas SDM, masalah pendidikan, dampak produktivitas ekonomi, beban kesehatan dan lain sebagainya," jelasnya.
Joko selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Bantul, yakin angkanya akan turun tahun ini. Pada triwulan pertama 2023 ini dari pengukuran berat badan lebih dari 47 ribu balita ditemukan angka 6 persennya mengalami stunting.
"Harapan kita kalau temuan angka enam persen akan berlanjut hingga akhir tahun maka jumlah stunting di Bantul yang saat mencapai 14,9 persen bisa turun jauh," ungkapnya.
Bagikan