Kampus
31 Agustus, 2024 12:28 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Menjadi wisudawan saat pelaksanaan wisuda program Sarjana, Rabu (28/8/2024), di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam hidup mahasiswa sekaligus atlet, Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti (24). Atlet renang disabilitas asal Surakarta ini menyelesaikan studi Sarjana di Fakultas Psikologi UGM.
Proses wisuda, bagi Dinda –sapaan akrab Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti-- bukan sekadar merayakan gelar akademik, tetapi juga perjalanan panjang yang penuh dengan kerja keras, disiplin, dan dedikasi.
“Perasaannya lebih ke lega sih. Senang juga, karena hasil kerja keras selama tujuh tahun ini sudah ada hasil utuhnya,” ujar Dinda, Jumat (30/8/2024).
Sembari berkuliah di UGM, Dinda menorehkan prestasi di kancah internasional dengan meraih 2 medali emas dari World Para Swimming Championship di Berlin pada 2018. Sebelumnya, ia pernah mendapat dua medali emas di ASEAN Para Games di Malaysia 2017 dan mendapat medali di Peparnas Papua 2021.
Tahun 2024 ini, Dinda membawa 3 medali emas di kejuaraan olahraga Tuna Daksa dan Netra di Provinsi DKI untuk kategori 50 meter gaya kupu-kupu, 50 meter gaya punggung dan 50 meter gaya bebas.
Prestasi Dinda dalam olahraga renang ditempuh dalam rentang yang panjang. Ketertarikannya terhadap renang telah muncul sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Uniknya, sejak kecil Laura merasa tertarik dengan sisi kompetitif di olahraga renang.
“Aku suka renang mungkin sejak SD kelas 4. Tapi, bukan renangnya sendiri yang aku enjoy waktu itu, melainkan sisi kompetitifnya. Awalnya, renang karena asma, tapi lama-lama aku jadi suka kompetisinya,” jelasnya.
Medali dari Plastik
Dinda menceritakan, momen paling berkesan selama berkarir menjadi atlet adalah pada saat kompetisi pertamanya. Ia berhasil mendapat medali yang terbuat dari plastik. Meski begitu, medali plastik itu telah menjadi motivasi terbesarnya untuk terus berkompetisi hingga sekarang.
Sebagai anak tunggal, kedua orang tuanya sangat mendukung apa yang Dinda inginkan di bidang olahraga maupun akademik. Orang tuanya bahkan menginginkan Dinda untuk mengejar akademiknya. Meski tak mudah, dirinya mampu menemukan solusi terbaik untuk dapat menyeimbangkan keduanya.
Selama perjalanan akademiknya, Dinda menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menyeimbangkan antara tuntutan akademik dan latihan renang yang intens.
“Tantangan terbesarnya adalah ketika kita mau benar-benar fokus di satu hal, mau tidak mau harus ada hal yang dikorbankan. Aku harus cuti setengah semester waktu pelatnas, jadi IP-ku nggak terlalu bagus,” katanya.
Meski baru saja merayakan kelulusannya, Dinda sudah mempersiapkan diri untuk Peparnas yang akan datang di Solo, pada Oktober mendatang.
“Peparnas ini setara dengan PON. Lombanya juga di daerah deket-deket kampung halamanku (Surakarta), di Karanganyar,” jelasnya.
Setelah lulus, Laura juga menyampaikan bahwa ia tidak berniat untuk berhenti. Ia memiliki rencana yang jelas untuk masa depannya, termasuk melanjutkan karir di dunia renang serta mengejar profesi di bidang psikologi.
“Renang pasti lanjut, karena itu passion-ku. Tapi, aku juga ingin mengejar profesi psikolog,” ujarnya.
Dinda menjadi inspirasi bagi para mahasiswa tentang bagaimana ketekunan, pengelolaan waktu yang baik, dan keberanian untuk terjun di bidang yang tepat dapat membawa seseorang mencapai puncak prestasi, baik di dunia akademik maupun di dunia olahraga.
Ia membuktikan dengan kerja keras dan semangat yang tak pernah padam, segala tantangan dapat dilalui, dan impian dapat dicapai.
Bagikan