Kembangkan Wisata Edukasi, Adidaya Initiative Tawarkan Pembangunan EBT di Kabupaten Malang

11 Maret, 2022 21:01 WIB

Penulis:Fathul Muin

Editor:Ida Gautama

11032022-PLTS PLTMH.png
CEO Adidaya Initiative, Yusri Bakhtiar, pada Webinar Policy Paper "Mendorong Upaya Pemanfaatan PLTS dan PLTMH Sebagai Sarana Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Malang", Jumat (11/3/2022). (EDUWARA/Istimewa)

Eduwara.com, MALANG — Adidaya Initiative menawarkan pembangunan instalasi energi baru dan terbarukan (EBT) di objek-objek wisata di Kabupaten Malang sebagai pengembangan wisata edukasi terkait energi yang ramah lingkungan.

CEO Adidaya Initiative, Yusri Bakhtiar, menegaskan pembangunan instalasi EBT di objek wisata tersebut untuk mengembangkan wisata edukasi agar masyarakat melek dan peduli mengenai energi baru dan terbarukan.

"Inisiasi yang ditawarkan lembaga tersebut pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Coban Sadang, Kabupaten Malang," kata Yusri pada Webinar Policy Paper "Mendorong Upaya Pemanfaatan PLTS dan PLTMH Sebagai Sarana Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Malang", Jumat (11/3/2022).

Energi listrik yang dihasilkan dari pembangunan PLTMH maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kata dia, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan destinasi wisata tersebut. Sisanya, dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Destinasi wisata yang didesain sebagai wisata edukasi diharapkan dapat dikelola oleh masyarakat sehingga memperoleh nilai tambah ekonomi dengan adanya PLTMH.

Peneliti dari Adidaya Initiative, Riski Agung NT, menegaskan destinasi wisata di Kabupaten Malang berpotensi dikembangkan wisata edukasi dengan dibangun PLTMH maupun PLTS karena pengunjungnya tinggi.

Pengembangan EBT di destinasi wisata di Kabupaten Malang perlu dipertimbangkan karena banyak potensi destinasi wisata yang lokasinya jauh dari perkotaan sehingga pasokan listriknya kesulitan, setidaknya kurang, contohnya, Coban Sadang.

Untuk penetrasi EBT di daerah, dia menegaskan, terdapat beberapa hal yang dapat direkomendasikan, yakni memperbaiki regulasi yang dapat mempermudah pemasangan instalasi PLTMH, PLTS, atau jenis EBT lainnya.

Selain itu, perlu investasi lebih untuk dapat memperkuat upaya penetrasi EBT, terutama di daerah Kabupaten Malang, pemberdayaan masyarakat untuk dapat ikut andil dalam usaha penetrasi EBT di daerah, khususnya instalasi PLTMH dan PLTS.

Tarif Lebih Murah

Dosen Fakultas Teknik Politeknik Negeri Malang, Bambang Sulistiyono, menegaskan dirinya siap mendukung program-program yang diusung Adidaya Initiative dalam membangun EBT. Instalasi EBT ada banyak ragam teknologi instalasinya, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

"Intinya, kami siap berkolaborasi, membantu Adidaya Initiative dalam merealisasikan pembangunan instalasi EBT karena membangun EBT itu kerja bersama, kolaborasi," ujarnya.

Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, menegaskan Pemkab Malang mendukung inisiasi menyediaan EBT, apalagi jika ternyata harga energi yang dibayar masyarakat jauh lebih murah daripada energi non-EBT.

Dengan tarif yang lebih murah, kata dia, maka akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat karena selisih belanja energi bisa ditabung maupun untuk mengembangkan usahanya.

"Tentu kami mendukung inisiatif tersebut, tapi jangan sampai pembangunan EBT mengganggu pasokan air untuk kepentingan lain, seperti irigasi pertanian," ucapnya.

Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan atau EBT di destinasi wisata alam di desa untuk memberikan edukasi pada masyarakat agar lebih peduli dalam pemanfaatan energi tersebut.

"Yang sudah berhasil mengembangan EBT untuk wisata edukasi di Jawa Timur, di Trawas," katanya.

Dia juga mendorong, institusi nonpemerintah untuk terlibat dalam penyediaan EBT. Hal itu terjadi karena tren penggunaan EBT sangat prospektif pada masa mendatangkan, bahkan dibutuhkan kalangan industri multinasional. Mereka membutuhkan green energy, bukan energi yang yang tidak ramah lingkungan karena memproduksi limbah polusi yang tinggi.