Beasiswa
17 November, 2021 22:19 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Adnyana
Eduwara.com, JAKARTA—Kolaborasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Bank Dunia dalam Program Research and Innovation in Science and Technology Project (RISET-Pro) mulai menunjukkan hasil.
Program RISET-Pro sendiri bertujuan untuk mengembangkan kompetensi talenta SDM ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang unggul untuk menuju Indonesia Emas 2045 serta meningkatkan daya saing kelembagaan iptek, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui teknologi dan inovasi.
RISET-Pro telah memberikan beasiswa kepada SDM iptek di berbagai lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan nasional milik pemerintah untuk kuliah ke luar negeri.
“Sejak diluncurkan awal 2013 hingga akhir Oktober 2021, RISET-Pro telah menghasilkan lulusan 374 orang dengan rincian 242 program S2 dan 132 program S3. Selain itu, 72 penerima beasiswa masih berstatus aktif (belum lulus studi),”tulis BRIN dalam keterangan pers yang diperoleh Eduwara.com, Rabu (17/11).
Bank Dunia mengalokasikan pinjaman untuk menjalankan program RISET-Pro selama delapan tahun sebesar US$ 74 juta, atau setara Rp1,065 triliun. Berdasar data yang ada, penyerapan pinjaman dari 2013 hingga akhir Oktober lalu sebesar US$68 juta, setara sekitar Rp973 miliar.
“Artinya persentase dari total penyerapan mencapai 91%. Penyerapan pinjaman belum dapat maksimal karena pada 2020 hingga 2021 terjadi pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak pelatihan ke luar negeri ditiadakan karena negara tujuan masih ditutup.”
Biaya Pelatihan
Selain memberikan beasiswa untuk melanjutkan kuliah, RISET-Pro juga memberikan biaya untuk pelatihan, dan magang di dalam maupun luar negeri. Topik pelatihan diantaranya untuk mendukung Program Riset Nasional (PRN) 2020-2024. Selain itu pelatihan untuk mendukung pencegahan dan percepatan penanggulangan pandemi Covid-19.
“Jumlah peneliti dan perekayasa yang mengikuti program ini sebanyak 2299 melebihi dari target yaitu 1.907 orang.”
RISET-Pro juga berupaya membangun ekosistem riset dalam negeri diantaranya dengan membuat ringkasan kebijakan (policy brief) terkait komersialisasi iptek berbasis Kolaborasi Kementerian Sektor dan BRIN.
Selain itu juga menghasilkan legacy yang sebelumnya belum pernah digagas dalam program apapun di Kementerian Riset dan Teknologi, yaitu rintisan wadah komunikasi antar lembaga pendanaan riset dalam Indonesia Research Funder Forum (IRFF), serta Sistem Informasi Eksekutif Monitoring dan Evaluasi Riset dan Pengembangan (Monevrisbang).
Guna menyampaikan hasil RISET-Pro yang telah berlangsung selama 8 tahun kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pembuat kebijakan, RISET-Pro, BRIN menggelar simposium bertema Pengembangan Kompetensi Talenta SDM Iptek Unggul Menuju Indonesia Emas 2045, yang berlangsung pada 17-18 November 2021.
Kegiatan simposium itu juga untuk merancang rencana aksi bersama dalam mengembangkan kompetensi SDM iptek untuk dapat berkolaborasi sehingga dapat memberi dampak akademis, sosial, maupun ekonomi.
Bagikan