Sekolah Kita
17 Februari, 2022 23:04 WIB
Penulis:Bhakti Hariani
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JAKARTA – Kurikulum Merdeka yang baru diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong anak dapat berkolaborasi bersama teman-temannya. Bukan lagi saling bersaing.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengatakan dengan adanya Kurikulum Merdeka, anak dapat membangun jalan hidupnya masing-masing. Anak pun dapat berkolaborasi dengan teman-temannya dalam berbagai mata pelajaran.
“Misalkan si A memiliki keunggulan di bidang saintis, maka dia bisa berkolaborasi teman-temannya yang kurang memahami. Atau, si B yang unggul di bidang seni juga bisa berkolaborasi dengan temannya yang memiliki keunggulan di bidang lainnya,” ujar Anas dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tema “Wujudkan Pelajar Pancasila Melalui Kurikulum Merdeka” yang digelar Kemendikbudristek, Kamis (17/2/2022).
Dikatakan Anas, pada Kurikulum Merdeka, anak dididik untuk saling berkolaborasi bukannya saling bersaing satu sama lainnya. Apalagi di bidang akademis demi nilai yang berwujud angka-angka. Kurikulum Merdeka ini mampu membuat anak menjadi harmonis dengan sesama teman-temannya.
“Hasil dari Kurikulum Merdeka ini terlihatnya nanti. Perhatikan perkembangan sikap anak nantinya. Ini tidak bisa terlihat dalam waktu cepat namun pasti akan terlihat di kehidupan anak kelak,” ujar Anas.
Guru kelas di SD Negeri 005 Sekupang, Kota Batam Stevani Anggia Putri menuturkan, penerapan Kurikulum Merdeka mengajarkan paradigma baru dalam dunia pendidikan.
“Kurikulum ini berpusat pada siswa. Sangat menyenangkan dan sesuai dengan perkembangan mereka. Kurikulum ini juga mampu membentuk jiwa Pelajar Pancasila dan membentuk karakter siswa,” tutur Anggi sapaan akrabnya.
Penerapan Kurikulum Merdeka di SD Negeri 005 Sekupang, Kota Batam ditujukan bagi siswa kelas I dan IV. Dimulai pada tahun ajaran 2021/ 2022.
“Kami mewajibkan siswa untuk melakukan 3S yakni Senyum, Sapa, Salam kepada sesama teman dan juga kepada para guru. Ini efektif untuk menjalin keharmonisan antar siswa dan kedekatan guru dengan siswa,” tutur Anggi.
Sementara itu Joko Prasetyo selaku Guru SMP Negeri 2 Temanggung, Jawa Tengah mengungkapkan, tantangan penerapan Kurikulum Merdeka adalah masa pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir. Anak juga menjadi lebih dekat dengan ponsel untuk bermain aneka permainan yang dimainkan secara online.
“Dahulu kalau ada ponsel dilakukan penyitaan, saat ini, ponsel malah menjadi alat untuk belajar. Anak harus diingatkan bahwa ponsel tak hanya digunakan untuk main game tapi juga untuk belajar. Saat ini juga ada media sosial yang juga dapat digunakan untuk media pembelajaran dan efektif di masa pandemi ini,” tutur Joko.
Keberadaan Kurikulum Merdeka, kata Joko, dapat mendorong anak berpikir dengan nalar yang kritis dan kreatif. Karakter mereka pun dapat terwujud dengan adanya kurikulum ini. “Setiap capaian anak harus dihargai dan diapresiasi karena capaian tiap peserta didik berbeda,” ujar Joko.
Bagikan