Lewat E-Book, Mahasiswa UNY Ajarkan Calistung pada Siswa SD

18 Januari, 2024 22:02 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

18012024-UNY e-book calistung.png
Mahasiswi Prodi PGSD FIPP UNY, Lella Nur Yuliana, menghadirkan metode pembelajaran baca tulis hitung (calistung) melalui e-book ketika mengikuti program Kampus Mengajar di SDN Gedongtengen Kota Yogyakarta. Program tersebut disusun Lella guna meningkatkan keterampilan calistung siswa dengan fokus utama memberikan dukungan tambahan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. (EDUWARA/Dok. UNY)

Eduwara.com, JOGJA – Mahasiswi Program Studi (Prodi) PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Lella Nur Yuliana, menghadirkan metode pembelajaran baca tulis hitung (calistung) melalui e-book ketika mengikuti program Kampus Mengajar.

Ditempatkan di SDN Gedongtengen Kota Yogyakarta, Lella, pada Kamis (18/1/2024) menceritakan bahwa ia diberi tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan program calistung di sekolah. 

Program ini disusun Lella guna meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung siswa dengan fokus utama memberikan dukungan tambahan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

“Saya bekerja sama dengan rekan guru untuk merancang strategi yang dapat membantu setiap siswa mencapai potensinya. Faktor lainnya, masih ada siswa tingkat atas yang belum memiliki kemampuan membaca,” katanya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Lella dan Tim Program Calistung berkolaborasi untuk menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. Salah satu di antaranya yaitu dengan memanfaatkan e-book yang menarik melalui situs web.

Pengalaman Literasi

Selain e-book juga dilakukan tutorial menggunakan buku latihan membaca yang mengeja per suku kata serta menggunakan buku cerita. Harapannya, hal tersebut akan membuka peluang menuju pengalaman literasi yang lebih mengasyikkan dan meningkatkan kemampuan siswa.

Lella mengaku tantangan lainnya seperti perbedaan budaya, perbedaan tingkat kemampuan siswa, dan kadang-kadang keterbatasan sumber daya juga dapat diatasi dengan kerja sama antar guru.

“Partisipasi dalam program Kampus Mengajar tidak hanya memberikan pengalaman mengajar yang berharga, tetapi juga mengubah cara pandang saya terhadap pendidikan,” ungkapnya.

Sebelum terjun ke sekolah penugasan, Lella diharuskan mengikuti pelatihan intensif pemahaman metode pengajaran, manajemen kelas, dan pedagogi yang efektif. Juga diajarkan cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, memahami kebutuhan siswa, dan merancang rencana pembelajaran yang sesuai.

“Setelah sampai di tempat mengajar, saya segera terlibat dalam kegiatan sekolah,” ujarnya.

Meskipun pada awalnya agak sulit untuk membina hubungan dengan siswa, seiring berjalannya waktu, Lella berhasil berinteraksi dan memperoleh pemahaman yang lebih tentang tantangan dan kegembiraan dalam proses belajar-mengajar.