Sekolah Kita
01 November, 2024 23:36 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Empat SMA Negeri dan satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kota Yogyakarta berhasil menduduki lima peringkat dari 10 tim yang berlaga di Grand Final Olimpiade Demokrasi, yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemerintah Kota Yogyakarta. Ajang tahunan ini diharapkan terus menumbuhkan kesadaran demokrasi di kalangan pelajar.
Grand Final berlangsung di Balai Kota pada Rabu (30/10/2024), dan diikuti 10 tim dari tujuh sekolah yang lolos babak seleksi. Pada babak final ini, seluruh tim berlaga adu pengetahuan menggunakan cerdas cermat dengan skema 1 sekolah melawan 1 sekolah.
Setelah melewati persaingan yang ketat, Olimpiade Demokrasi 2024 memunculkan sejumlah pemenang. Juara pertama diraih tim SMA Negeri I Yogyakarta dengan personel Latifa Aulia Rahma, Andhika Berlan Pratama dan Aisha Nadira.
Juara dua diraih SMA Negeri 5 Yogyakarta yang beranggotakan Aufa Fadilla Nurysnainia, Azaria Khabir Kayana, dan Faruq Akbar Ghozali. Juara ketiga ditempati SMA Negeri 6 Yogyakarta dengan personel Alexander Banyu Satria, Felicia Kar-El Iryanti dan Gracia Jeceeca Indrayani.
Lalu, tim MAN I Yogyakarta yang beranggotakan Latifah Aulia, Zafaroni Fikri Al Fatta, dan Galura Iskandar Nurosha Pangariwibowo mendapatkan Juara Harapan I. Sedangkan Juara Harapan II diraih tim SMA Negeri 3 Yogyakarta dengan anggota, Raden Mas Adam Adinata Nayottama, Rizqi Rosyid Agung Nugroho, dan Puan Alina.
“Selama kepada pemenang dan apresiasi kami kepada seluruh peserta. Seluruh peserta memiliki kemampuan luar biasa dalam menguasai pengetahuan tentang demokrasi, sistem pemerintahan, hingga keterampilan berdiskusi yang kritis dan membangun,” kata Kepala Bakesbangpol Kota Yogyakarta, Nindyo Dewanto, dilansir Jumat (1/11/2024).
Media Belajar
Olimpiade Demokrasi 2024 bertujuan memberikan media belajar praktis yang tidak hanya berasal dari buku pelajaran, tetapi juga dari kegiatan seperti ini yang relevan dengan situasi di masyarakat. Salah satunya adalah bagaimana menghadapi pemilu maupun pilkada yang akan sengat relevan dengan realitas demokrasi yang sedang berjalan.
Nindyo meminta dari ajang ini, peserta tetap rendah hati, serta mengingatkan bahwa demokrasi bukanlah ilmu eksak yang kaku, melainkan konsep yang dinamis dan cair.
“Demokrasi itu tidak seperti 1+1=2, tetapi harus dipahami dengan luwes. Harapan kami, generasi muda di Yogyakarta semakin sadar pentingnya demokrasi," tambahnya.
Ia menambahkan kondisi demokrasi di Yogyakarta sudah tergolong baik dengan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 yang meningkat hingga 84 persen. Namun, Bakesbangpol Kota Yogyakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran berdemokrasi bagi generasi muda melalui berbagai program, termasuk Olimpiade Demokrasi.
“Kami berharap partisipasi pemilih akan terus naik dan anak-anak bisa lebih memahami demokrasi. Ini juga menjadi bahan evaluasi bagi kami dalam menyusun program-program ke depan,” tutupnya.
Bagikan