Melalui ICoSI, UMY Tawarkan Kelas Kuliah pada Pengungsi

21 Juli, 2022 21:30 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

21072022-UMY ICoSI.jpg
Dalam penyelenggaraan International Conference of Sustainable Innovation (ICoSI) yang berlangsung dua hari secara daring, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menawarkan ruang kuliah bagi para pengungsi. Melalui program Summer Course 2022 yang diselenggarakan sejak 11 Juli hingga 15 Agustus 2022, mahasiswa peserta bisa mengikuti kuliah secara daring. (EDUWARA/Humas UMY)

Eduwara.com, JOGJA – Dalam penyelenggaraan International Conference of Sustainable Innovation (ICoSI) yang berlangsung dua hari secara daring, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menawarkan ruang kuliah bagi para pengungsi.

Melalui program Summer Course 2022 yang diselenggarakan sejak 11 Juli hingga 15 Agustus 2022, mahasiswa peserta bisa mengikuti kuliah secara daring.

Direktur IPCOS UMY, Muria Endah Sokowati, Kamis (21/7/202) mengatakan kelas tersebut dihadirkan sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan tanpa memandang status sosial peserta didiknya.

"Kami membuka kelas ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap pendidikan, termasuk para pengungsi yang masih termarginalisasi karena minimnya akses pendidikan bagi mereka," ujarnya.

Dengan tema program Summer Course UMY 2022 'Rethinking Communication, Media, and Diversity on Indonesian Context', UMY menginginkan para pengungsi memahami proses kerja media Indonesia ketika menampilkan perbedaan agama, suku, gender, sosial, termasuk kaum minoritas dan disabilitas sehingga bisa merefleksikan dalam pengalaman mereka sebelumnya.

Program tersebut merupakan hasil kerjasama IPCOS UMY dengan International Organization for Migration (IOM) di Indonesia, yang diikuti oleh 33 peserta dari Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, dan Somalia.

"Kami juga percaya bahwa pendidikan itu hakikatnya memerdekakan manusia. Meski mereka tidak merdeka secara kewarganegaraan, setidaknya kami masih memberikan kesempatan agar mereka tetap merdeka dalam berpikir," ujarnya.

Muria juga menegaskan selain melakukan program Summer Course untuk pengungsi luar negeri, IPCOS bersama IOM juga akan melakukan kegiatan lainnya bagi para pengungsi ini.

Kegiatan lain yang sudah terencana di antaranya KKN Tematik dan beberapa kuliah praktikum yang akan dirancang sedemikian rupa sehingga dosen dan mahasiswa pada program studi Ilmu Komunikasi maupun IPCOS UMY akan bisa terus berkontribusi untuk para pengungsi.

Meningkatkan Peluang Hidup

Head of Communication Unit IOM Indonesia, Ariani Hasanah Soejati menyatakan pihaknya percaya pendidikan yang berkualitas akan mampu meningkatkan peluang hidup masyarakat, tak terkecuali bagi para pengungsi.

"Kami percaya bahwa pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan peluang hidup, efikasi diri, kohesi sosial, dan ketahanan. Ini merupakan solusi yang bermanfaat untuk semuanya," paparnya.

 Keyakinan inilah yang membuat IOM melakukan kolaborasi secara sistematis dengan IPCOS UMY. Dirinya menyatakan para pengungsi antusias jika dilihat dari angka yang mendaftar ke program ini.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, ICoSI pada tahun ini menghadirkan 13 konferensi dari berbagai rumpun keilmuan, antara lain ilmu kesehatan dan keperawatan, pertanian dan teknik, ilmu sosial, hukum dan bahasa, serta ilmu ekonomi.

Rektor UMY Gunawan Budiyanti mengatakan penyelengaraan ICoSI keenam ini memiliki beragam bidang keilmuan yang mencakup hampir semua aspek kehidupan, ICoSI 2022 menekankan pada kebersamaan.

"Ini bisa dilihat dari banyaknya peserta yang tidak hanya Indonesia, peserta ICoSI juga berasal dari 29 yang tersebar di lima benua," kata Budi.

Pelaksana Tugas Direktur Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Teuku Faisal Fathani berharap melalui konferensi internasional seperti ICoSI akan melahirkan diskusi intens antara para pemangku kepentingan, sehingga menjadi salah satu cara memperbaiki daya saing universitas.