Kampus
05 Oktober, 2025 05:51 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Mahasiswa Program Studi Manajemen Pengembangan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sofia Nurul Husna, berhasil menjuarai ‘Kalijaga Changemaker 2025’ lewat program pendampingan pemberdayaan para lanjut usia (lansia).
Kalijaga Changemaker 2025 adalah ajang tahunan yang diselenggarakan UIN Yogyakarta dan merupakan wadah lahirnya ide-ide brilian dan inovasi sosial mahasiswa yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Bertajuk ‘’Senior’s Hope in Nurturing Empowermen’’ atau SunSHINE, Sofia menghadirkan ruang peduli bagi lansia.
“Kita semua akan menua. Tapi siapa yang benar-benar peduli? Pertanyaan itu menjadi pengingat bahwa di balik angka usia, ada martabat dan manusia yang sepatutnya dihargai,” jelas Sofia Nurul Husna mengenai latar belakang programnya, Jumat (3/10/2025).
SunSHINE dibangun dengan berbagai program unggulan yang dirancang untuk menyapa hati para lansia seperti ‘Memory Card’ berupa permainan sederhana bagi para lansia untuk berkisah, merajut ingatan, dan merayakan kembali kenangan hidup.
Hadir pula ‘Tamasia’ atau Tawa Bersama Lansia. Ini merupakan sebuah kegiatan sederhana yang membangkitkan semangat hidup dengan menghadirkan tawa sebagai kebutuhan dasar.
Di ranah digital, Sofia mengembangkan ‘E-Campaign’ untuk menyuarakan pikiran dan kisah para lansia melalui video dan konten media sosial agar suara mereka menjangkau tempat yang lebih luas.
Selain itu, lahir pula ‘Karya Lestari’ yang merupakan sebuah wadah untuk mendokumentasikan kisah hidup para lansia dalam bentuk buku, film dokumenter, dan jurnal ilmiah agar dapat diwariskan lintas generasi.
“Program ini memiliki peta jalan yang terencana untuk jangka panjang. Pada tahap awal, fokus utama membangun eksistensi SunSHINE. Program ini menargetkan lahirnya representasi Kota Ramah Lansia, dengan Yogyakarta sebagai model percontohan untuk bisa menembus kebijakan nasional,” paparnya.
Komitmen
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi Hasan, dalam pernyataannya menegaskan ajang Kalijaga Changemaker 2025 menjadi ruang bagi mahasiswa membuktikan komitmennya terhadap masalah nyata yang dihadapi masyarakat, sekaligus menunjukkan kepedulian, inovasi, dan intervensi.
“Di sini mereka tidak hanya mengasah bakat kepemimpinan, manajerial, dan kreativitas, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terlibat dalam gerakan sosial,” kata Noorhaidi.
Tak hanya itu, menurut Noorhaidi, ajang Kalijaga Changemaker 2025 juga menjadi penegasan peran UIN Sunan Kalijaga sebagai ruang lahirnya generasi muda yang berkomitmen menghadirkan perubahan sosial melalui ide-ide kreatif dan inovatif.
Di babak final yang digelar pada Rabu (1/10/2025), selain karya Sofia terdapat enam mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang berhasil menembus babak final Kalijaga Changemaker 2025 dengan berbagai program inovatifnya.
Keenam mahasiswa tersebut adalah Muhammad Fahri Azizurrahman (Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora) dengan program ‘Generasi Anti Kekerasan’’ Muhammad Annas Mufid (Fakultas Adab dan Ilmu Budaya) dengan program ‘Super Talent sebagai Media Pembelajaran Inklusif’, dan Geza Bayu Santoso (Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam) dengan gagasan ‘Rela Oneday’.
Ada juga, Muhammad Fatkhi Hidayatillah (Fakultas Adab dan Ilmu Budaya) yang menghadirkan program ‘Lumbung Pangan Jumat Berkah Mendut’, Nur Cahyanti (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam) menggagas ‘Pemberdayaan Perempuan Desa Melalui Inovasi Pengolahan Ubi Jalar Berbasis Triple Bottom Line’, dan Arif Prasetyo (Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan) melalui ‘Campaign Sedekah Iqra’ dan Al-Qur'an Braille Bagi Anak-anak Tunanetra di Indonesia.
Bagikan