Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Kolaborasi dan sinergi lintas perguruan tinggi dianggap mampu menghadirkan solusi nyata bagi masalah sosial di dunia pendidikan tinggi, khususnya dalam hal pencegahan kekerasan seksual. Apalagi kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi masih menjadi isu serius yang memerlukan perhatian bersama.
Menyikapi hal ini, dosen dari Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) berkolaborasi dengan dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Psikoedukasi Pencegahan Kekerasan Seksual. Kegiatan ini berlangsung di ISI Yogyakarta, Senin (29/9/2025).
Dosen Fakultas Psikologi UMBY, Nanda Yunika Wulandari, mengatakan kegiatan psikoedukasi ini dirancang dalam 3 sesi, yaitu pemaparan teori, diskusi interaktif, studi kasus, serta roleplay atau simulasi peran.
“Intinya kami ingin memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada mahasiswa mengenai bentuk-bentuk kekerasan seksual, dampak psikologis yang ditimbulkan, serta strategi pencegahan dan pendampingan korban di lingkungan kampus,” jelas Nanda, Rabu (1/10/2025).
Dipaparkan Nanda, dalam sesi pertama, peserta diberi materi tentang pentingnya mengetahui kekerasan seksual dan potensi kekerasan seksual di perguruan tinggi, beserta alur pelaporan melalui satgas perguruan tinggi.
Sesi kedua dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang pentingnya peer support dan PFA (khusus menjadi pendengar yang baik) dalam mengatasi kekerasan seksual di perguruan tinggi. Sesi ketiga diberikan demonstrasi dengan studi kasus yang melibatkan peserta untuk bermain peran.
“Peserta dibuat kelompok yang terdiri atas 3 orang. Kemudian, setiap peserta saling bergantian peran untuk menjadi korban, pemberi pertolongan dan observer. Fasilitator memandu jalannya roleplay ini dengan diakhiri refleksi. Dengan metode tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengenali tanda-tanda kekerasan seksual, dan menumbuhkan sikap empati dan kepedulian terhadap korban,” terang Nanda selaku Ketua Tim Pengabdian.
Kolaborasi Lintas Kampus
Dosen Fakultas Psikologi UMBY yang turut menjadi fasilitator, Ainurizan Ridho Rahmatullah, menekankan pentingnya kolaborasi lintas kampus dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Isu kekerasan seksual bukan hanya masalah satu institusi, melainkan masalah bersama. Karena itu, kerja sama antar perguruan tinggi menjadi langkah strategis untuk menghadirkan edukasi yang lebih kuat, berkesinambungan, dan berdaya jangkau luas,” ujar Ainurizan.
Dosen ISI Yogyakarta, Annas Fitria Sa’adah, menyampaikan bahwa dunia akademik semestinya menjadi ruang aman bagi seluruh civitas akademika. Bagi Annas, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kekerasan seksual.
“Melalui psikoedukasi, kami ingin membuka wawasan mahasiswa agar lebih peka, berani bersuara, sekaligus memahami jalur hukum maupun mekanisme internal kampus yang bisa ditempuh,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Bisma, mengungkapkan kegiatan ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan tentang pencegahan kekerasan seksual.
Melalui kegiatan yang diikuti 50 peserta, UMBY dan ISI Yogyakarta berharap dapat memperkuat komitmen perguruan tinggi dalam menjalankan amanat Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Kolaborasi ini sekaligus menjadi contoh nyata bahwa sinergi lintas perguruan tinggi mampu menghadirkan solusi nyata bagi masalah sosial di dunia pendidikan tinggi.