Rancang Permainan Edukasi Bina Diri untuk ABK, Mahasiswa UNY Raih Emas di LIDM

14 Juli, 2023 20:33 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

14072023-UNY simulasi alat pengembangan bina diri ABK.jpg
Simulasi penggunaan alat pengembangan diri, Self-Determination Mat berbasis ESP-32 kepada anak berkebutuhan khusus (ABK). (EDUWARA/Dok. UNY)

Eduwara.com, JOGJA – Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil merancang alat pengembangan diri, Self-Determination Mat berbasis ESP-32 bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) yang mudah dipahami dan digunakan. Karya ini mampu meraih emas dalam Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) di Bandung.

Tim yang beranggotakan Tarangga Rizal Ramadhan (Teknik Industri), Yanuar Agung Fadlullah (Pendidikan Teknik Mesin), Sahid Ramandhani (Pendidikan Teknik Elektronika) dan Sifa Nurazijah (Pendidikan Luar Biasa), tergabung dalam Tim Sugeng Riyadi.

"Dasar karya kami adalah kondisi peserta didik dengan hambatan intelektual merupakan anak yang memiliki keterbatasan dalam berpikir. Keterbatasan tersebut mengakibatkan peserta didik mengalami permasalahan dari beberapa aspek, salah satunya aspek bina diri," kata Tarangga Rizal Ramadhan, Jumat (14/7/2023).

Menurut Tarangga, pembelajaran yang ditujukan bagi peserta didik dengan hambatan intelektual perlu menyesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, maupun hambatan yang dialami baik dari segi akademik maupun non-akademik.

 "Contoh kasus yang pernah terjadi yaitu peserta didik belum mampu buang air secara mandiri, baik dalam proses mengomunikasikannya maupun proses tahapan yang harus dilakukan ketika buang air yang ditunjukkan dengan peserta didik buang air di kelas," katanya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan pembiasaaan pelatihan pembinaan diri baik menggunakan sebuah media teknologi pembelajaran di mana dapat membantu guru untuk mengajarkan pembinaan diri kepada anak tersebut.

Empat mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil merancang alat pengembangan diri, Self-Determination Mat berbasis ESP-32 bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Karya ini mengantarkan mereka meraih emas dalam Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) di Bandung. (EDUWARA/Dok. UNY)

Pembuatan media ini dirancang seunik dan sesederhana mungkin agar lebih mudah dipahami dan digunakan baik dari peserta didik maupun tenaga pendidik. Hal tersebut supaya anak hambatan intelektual tersebut dapat dengan mudah memahami apa yang terdapat di media dan mempraktikkannya.

Teknologi Mikrokontroler ESP-32

Yanuar Agung Fadlullah menambahkan media yang dikembangkan tidak hanya sederhana dan menarik, namun perlu ada antisipasi bahaya yang akan terjadi pada pengguna yaitu anak hambatan intelektual.

"Penggunaan alat-alat yang menggunakan kabel akan membahayakan peserta didik bila digunakan. Kami gunakan teknologi mikrokontroler ESP-32 ini untuk media yang kami buat," papar Yanuar. 

ESP-32 digunakan karena memiliki kemampuan untuk mendukung koneksi ke wifi secara langsung. Self-Determination Mat yang dibuat adalah karpet pembelajaran yang terdapat beberapa opsi seperti menyisir rambut, melepas sepatu atau cuci tangan.

Sahid Ramandhani menjelaskan pada media pembelajaran ini terdapat notifikasi suara, musik selama permainan berlangsung, LED lighting, visual learning, remote, wireless control, memory dan keypad.

"Sistem kerjanya setelah alat dinyalakan dan disambungkan ke program di laptop, peserta didik diminta untuk menginjak salah satu keypad," kata Sahid.

Terdapat pula push button di dalamnya, yang akan memutar video sesuai bina diri yang dipilih. Kemudian jika ingin mengganti bina diri lain, tinggal injak kotak lainnya yang telah dikendalikan oleh mikrokontroller ESP-32.

Sifa Nurazijah menambahkan metode pembelajaran dengan strategi direct instruction ini akan memberikan pemahaman yang bertahap mengenai bentuk kegiatan yang dicontohkan, sehingga membantu peserta didik hambatan intelektual mencontohkan dan melakukan kegiatan tersebut dengan tepat.

Dengan penggunaan media ini, peserta didik akan memahami kegiatan yang telah digambarkan dalam video karena sesuai dengan prinsip pembelajaran bagi peserta didik hambatan intelektual, yaitu prinsip keperagaan.

Media ini juga dirancang dapat digunakan di sekolah maupun di rumah menggunakan bantuan TV, proyektor, bahkan PC/laptop. Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu peserta didik hambatan intelektual melakukan kegiatan bina diri secara mandiri hingga dewasa nanti.