Kampus
07 Oktober, 2024 22:10 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Sudah setahun dan belum ada tanda-tanda kapan tragedi kemanusian di Palestina akibat serangan Israel akan berhenti, menjadi alasan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menyelenggarakan peringatan setahun peran Gaza, Senin (7/10/2024). Peringatan tersebut dikemas dalam seminar dan pameran lukisan bertema ‘Dari Indonesia ke Palestina: Refleksi Setahun Tragedi Kemanusiaan’.
Rektor UII Fathul Wahid mengatakan seminar dan pameran lukisan ini bermaksud mengingatkan publik dan dunia bahwa masih ada tragedi kemanusiaan di Palestina yang semakin parah dan membutuhkan bantuan.
“Seminar diselenggarakan terpisah di Gedung Kuliah Umum Sardjito UII. Sementara pameran lukisan digelar di Gedung Moh Hatta Perpustakaan UII dan akan berlangsung selama satu bulan ke depan,” katanya.
Dipaparkan Fathul, seminar bertujuan untuk memberikan sudut pandang tentang perang yang dilancarkan Israel ke bangsa Palestina, yang belum ada tanda-tanda berakhir. Bahkan kematian terus meningkat. Berita terakhir menyebut ada 41 ribu orang meninggal di mana 28 ribu orang di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
“Ini sesuatu yang di luar akal sehat dan kita juga menjadi saksi bahwa dunia tidak berdaya,” katanya.
Terwujudnya kedamaian dan kehidupan yang layak bagi bangsa Palestina, disebut Fathul, menjadi ‘pekerjaan rumah’ besar bagi banyak negara Islam maupun lembaga dunia, seperti PBB. Namun, semuanya tidak berdaya.
“Kedua kegiatan, seminar dan pameran lukisan ini, menjadi pesan bagi bangsa Palestina, bahwa masih ada saudaranya di Indonesia yang masih peduli. Sumbangan yang kita berikan merupakan bukti bahwa kemanusiaan kita masih hidup,” ungkapnya.
Pelanggaran HAM
Melalui seminar yang menghadirkan narasumber Ketua EMT MER- C Indonesia, Arief Rachman, Guru Besar Fakultas Hukum UII Sefriani, serta Kepala Laboratorium Inovasi Global, Hubungan Internasional UII, Rizki Dian Nursita, lanjut Fathul, UII ingin mengunggah dunia bahwa isu kemanusiaan di Palestina masih membutuhkan bantuan.
Kehadiran 65 lukisan, baik yang realis maupun surealis, menurut Fathul, turut mengajak pengunjung menikmati dan membayangkan dengan imajinasi seliar mungkin tentang kondisi Palestina akibat perang tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UII, Sefriani, menegaskan Israel telah melanggar hukum HAM dan hukum humaniter internasional pada bangsa Palestina.
“Mereka melakukan genosida fisik maupun kebudayaan, kejahatan perang dengan menembakkan roket tanpa pandang bulu, memblokade kebutuhan dasar warga sipil, evakuasi layaknya pemindahan paksa, dan lain-lain,” jelasnya.
Dari sisi kebudayaan, Yahudisasi terhadap Palestina, disebut Sefriani, memiliki empat bentuk yaitu melalui tanah, manusia (pembersihan etnis), identitas dan penghilangan situs-situs suci.
Bagikan