Kampus
12 September, 2023 21:29 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Pada Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mampu mengkreasikan berbagai bahan sampah basah menjadi produk daur ulang yang bernilai ekonomi tinggi. Kulit semangka menjadi selai, dan minyak goreng bekas (jelantah) menjadi lilin aroma terapi.
Kreasi selai kulit semangka dihasilkan mahasiswa PPG Prajabatan UNY Gelombang II PGSD Kelas C Kelompok 3 yang terdiri dari Ahmad Widi Nugroho, Amilia Vivi Zusmiarsi, Dea Rizky Saputri, Dwi Fitri Rihardini, Elma Nur Damawanti, Juanda Wicaksono Prabowo, Nur Rita Febri Diana, Puteri La Nina, Riska Arisma, Sherlie Widyasmara, Tresy Litat dan Wahyu Kurniawati.
Ketua Kelompok Ahmad Widi Nugroho menjelaskan mereka membuat selai dari kulit semangka karena selama ini buah semangka hanya dimanfaatkan buahnya saja sedangkan kulitnya dibuang sebagai sampah.
"Padahal pada lapisan putih kulit dalam semangka memiliki daging buah yang segar berwarna putih kehijauan yang rasanya tawar, mengandung air, vitamin, dan mempunyai banyak manfaat untuk berbagai penyakit," kata Ahmad Widi Nugroho, Selasa (12/9/2023).
Kulit semangka pada bagian putih dinamakan albedo. Albedo merupakan bagian kulit buah yang paling tebal dan berwarna putih dan merupakan sumber pektin yang potensial. Sebagaimana jaringan lunak tanaman lain, albedo semangka tersusun atas 21,03 persen senyawa pektin.
Oleh karena itu, albedo atau kulit semangka sangat baik untuk dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia sebagai sumber pangan baru.
"Kegiatan pelatihan pembuatan selai dari kulit semangka ini dilaksanakan pada ibu-ibu PKK Desa Plumbon, Temon, Kulonprogo," lanjutnya.
Minyak Jelantah
Inovasi kreatif lainnya dalam pemanfaatan limbah sampah dilakukan KKN UNY 8340 di Pedukuhan Pinggir, Desa Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul. Kelompok yang terdiri dari Muhammad Raffi Argifari, Sony Ardiansyah Yekti Wibowo, Media Binar Yedeya, Ja'far Yanuar Sugrindo As Salafi, Syifa Kamila Khairunnisa, Rhiski Husniati, Najla Nashirah, Rahma Chairunissa, Restu Maisaroh dan Ratih Kumalasari Sujono berhasil mengolah jelantah menjadi lilin aroma terapi.
"Minyak jelantah yang tidak diolah dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan" kata Ketua kelompok Muhammad Raffi Argifari.
Anggota KKN UNY 8340 Ratih Kumalasari Sujono menerangkan pemanfaatan limbah jelantah untuk dijadikan lilin aroma terapi dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Lilin aroma terapi ini dapat digunakan sebagai sumber penerangan, dekorasi ruangan, media aroma terapi bahkan punya nilai ekonomis.
"Manfaat lilin aroma terapi ini dapat mengatasi insomnia, mengurangi stres, serta memberi efek menenangkan dan merilekskan pikiran," terangnya.
Bagikan